News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Dari Diskusi Online 'Anak Muda dan Terorisme', Soal Pilih Guru Sampai Peran Penting Keluarga

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi online bertema “Anak Muda dan Terorisme” yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada, Senin (5/4/2021) malam.

Hal lain yang juga diungkap dalam diskusi yang dimoderatori Juru Bicara DPP PSI, Faldo Maldini itu, adalah tentang nilai-nilai maskulinitas yang mendorong lahirnya teroris.

Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pun, kerap memelintir ayat dalam Al-Quran untuk membangkitkan semangat juang dan membuat banyak laki-laki menjadi martir terorisme.

“Ternyata, gelora Akbar (teroris asal Aceh) tadi bergabung ke terorisme itu lebih karena heroisme, ‘wah bawa AK-47 kelihatan keren.’ Narasi-narasi ISIS ketika itu memang selalu bikin galau lelaki yang ingin mencari jati diri,” papar visiting fellow RSIS, NTU Singapura sekaligus Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail.

Menutup diskusi, A. Kasandra Putranto, menyebut PSI bisa ikut mengisi ruang-ruang perjuangan melawan radikalisme dan terorisme di kalangan anak muda.

“PSI juga bisa ikut terlibat dalam berbagai kebijakan yang terkait dengan pembentukan keluarga, perlindungan perempuan dan mendorong perbaikan kualitas di internet. Meningkatkan ekonomi, menambah wawasan dan tentu saja kesetaraan, itu sangat penting,” pungkasnya.

Di pengujung Maret lalu, dua aksi terorisme melanda Indonesia. Pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar dilakukan pasangan suami-istri berinisial L dan YSF dan merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sementara pelaku penyerangan Mabes Polri adalah seorang perempuan dengan inisial ZA. Kepala Kepolisian RI, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan bahwa ZA berideologi radikal ISIS.

Ketiga teroris sama-sama berusia sekitar 25 tahun.

Peristiwa beruntun itu memunculkan kekhawatiran dari banyak pihak jika kelompok teroris semakin berani menggunakan anak muda dan perempuan sebagai alat teror mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini