News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harmoko Meninggal Dunia

Harmoko, Sosok yang Meminta Soeharto Mundur dari Jabatan Presiden Kini Sudah Tutup Usia

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harmoko saat memberi pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mundur, 18 Mei 1998 (kiri) dan Presiden Soeharto saat mengumumkan dirinya mundur dari jabatan pada 21 Mei 1998 (kanan). Harmoko, Menteri Penerangan era Orde Baru, merupakan sosok di balik mundurnya Soeharto dari jabatan presiden. Harmoko mengembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Soebroto pada Minggu (4/7/2021).

Ia pun meminta maaf pada Presiden Soeharto atas insiden palu patah itu.

"Saya minta maaf, palunya patah. Lantas Pak Harto hanya tersenyum sambil menjawab 'barangkali palunya kendor'," tutur Harmoko.

Sosok Harmoko Pernah Dibahas Ganjar Pranowo

Harmoko sewaktu menjabat Menteri Penerangan (Kompas/JB Suratno)

Pada 2013 silam, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pernah membahas soal Harmoko.

Dikutip dari Kompas.com, Ganjar menjadikan perkataan khas Harmoko sebagai bahan lawakan.

Perkataan tersebut adalah "atas petunjuk Bapak Presiden."

"Gaya sisiran Pak Harmoko pun sudah 'sesuai petunjuk Presiden Soeharto'," kata Ganjar disambut gelak tawa penonton.

Baca juga: Bambang Soesatyo: Harmoko adalah Guru, Panutan Banyak Kader Golkar

Baca juga: BREAKING NEWS: Menteri Penerangan Era Orde Baru Harmoko Meninggal Dunia

Guyonan tersebut dilontarkan Ganjar saat menjadi pembicara dalam Kongres Pemuda Ke-2 yang digelar di Gedung Graha Sabha Pramana UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Minggu (27/10/2013).

Lebih lanjut, Ganjar bercerita, pada masa Orde Baru, televisi sering menayangkan laporan dari pejabat, termasuk Harmoko.

Ia mengaku jengkel akan hal tersebut.

Meski begitu, Ganjar menyayangkan banyak anak muda zaman sekarang yang tak tahu sosok Harmoko.

Tentu saja, apa yang disampaikan Ganjar itu adalah guyonan.

Ganjar menggambarkan performa pejabat zaman dulu tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

"Dulu pejabat banyak protokol, berbaju safari, bercincin akik besar."

"Sekarang pemimpin harus mudah dihubungi, merakyat, dan banyak melihat langsung keadaan di lapangan," kata Ganjar.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Bayu Galih/Fitria Chusna Farisa, Health Grid/Gazali Solahuddin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini