Fase ini berakhir ketika pemerintah Indonesia mengakui bahwa memang ada virus dan diumumkan di media.
“Ibarat Covid adalah musuh kita atau lawan kita, dalam perang melawan Covid, kita biarkan mereka masuk. Yang terjadi adalah negara kota ini menjadi porak-poranda. Dan ini yang terjadi hari ini yang kita saksikan,” tegasnya.
Dia mencatat ada banyak pernyataan blunder atau tidak serius pemerintah, sebelum virus corona itu diakui ditemukan di Indonesia dalam kasus Depok.
“Begitu banyak pernyataan blunder sebelum virus itu diakui tiba di Indonesia. Misalnya dari Menteri Kesehatan Terawan minta masyarakat tidak panik dan bilang ‘Tidak usah panik, enjoy saja.’”
“Kemudian Presiden Jokowi mengatakan pada 27 Januari 2020, ‘terlepas dari semua pemberitaan yang ada, virus corona tidak terdeteksi di Indonesia,’” kutipnya atas data dalam pemberitaan di sejumlah media nasional.
“Lalu bisa dilihat bagaimana respon tidak serius dari para menteri, yaitu Mahfud MD yang menyitir omongan Menteri Airlangga, ‘karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus corona tak bisa masuk,’” lanjutnya memberi contoh.
“Ini agar kita mengingat kembali bagaimana awal mulanya, kemudian kelakar Menteri Perhubungan, ‘Kita Kebal Corona Karena Doyan Nasi Kucing,’” ujarnya.
“Menteri Luhut juga menyatakan, ‘Corona?Corona masuk Batam? Hah? Mobil Corona kan sudah pergi dari Indonesia,” dia mengutip pernyataan Luhut dalam pemberitaan 18 Februari 2020 lalu.
Saat itu juga akata dia, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan “Kita free (bebas) Corona karena minum jamu.”
“Jadi ini menunjukkan betapa ignore-nya kita di awal,” tegasnya.