"Komunikasi antar partai itu hal biasa, karena sifatnya terbuka pertemuan itu pasti bicara yang umum-umum tentunya. Yang saya khawatirkan adalah pembicaraan gelap di luar pertemuan itu. Apalagi kita tahu kemandirian partai saat ini sedang dalam ujian besar, mengingat dominannya oligarki. Soal amandemen UUD 1945, menurut saya dibicarakan di ruang gelap, bukan di pertemuan itu," kata Andi.
Bila amandemen UUD 1945 terlaksana, Andi menegaskan itu sama saja mengembalikan postur demokrasi Indonesia ke desain lama. Imbasnya kedaulatan rakyat akan dibajak kembali oleh parlemen.
"Demokrat mencurigai amandemen terbatas itu hanya akal-akalan atau pintu masuk buat memuluskan Presiden sebagai mandataris MPR," kata Andi.
Politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menyebut partainya patuh terhadap Undang-Undang (UU). Karenanya sebelum ada UU yang memiliki legal formal terkait rencana presiden tiga periode, NasDem menegaskan menolak wacana duet JokPro.
"NasDem tetap berpegang pada keputusan presiden yang menolak tiga periode dan UU yang berlaku saat ini. Kecuali jika peraturan per undang-undangannya berubah, tentu kita akan mengikuti peraturan yang sah tersebut," ujar Irma.
Sebab, dia menilai ketika UU telah berubah, maka strategi parpol akan dengan sendirinya ikut berubah. Namun jangan dilupakan bahwa penentu duet ini terwujud atau tidak adalah mayoritas suara parpol harus setuju melakukan amandemen terbatas.
"Kalau mayoritas parpol tidak setuju amandemen tiga periode, maka wacana duet itu gagal. Tapi kalau wacana duet itu disetujui mayoritas dan UU-nya diamandemen, saya yakin parpol-parpol akan kembali merubah sikapnya," katanya.
Senada, Wakil Ketua Umum PKB sekaligus Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyampaikan partainya tak akan mendukung wacana di luar konstitusi. Menurutnya, dalam demokrasi yang terpenting adalah menjunjung tinggi konstitusi.
"Untuk saat ini wacana tersebut (JokPro 2024)ada diluar konstitusi. PKB akan tegak lurus pada konstitusi dan kita harus junjung tinggi demokrasi konstitusional," kata Jazilul.
Penasihat Komunitas JokPro 2024 Muhammad Qodari mempercayai pertemuan tersebut adalah bukti menguat peluang terwujudnya duet JokPro. "Pada dasarnya kami yang di JokPro 2024, kami menangkap, percaya, dan baca (pertemuan Gerindra dengan PDIP, - red) sebagai tanda-tanda makin menguatnya peluang untuk terwujud Jokowi-Prabowo 2024," ujar Qodari. Hanya saja, wacana tersebut kemudian nyatanya menghadapi banyak penolakan dari sejumlah partai politik lain di parlemen. (Tribun Network/dit/wly)