TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Haedar Nashir menegaskan keyakinannya terhadap masih banyaknya elite dan warga bangsa yang berhati luhur dan mulia dalam berbangsa dan bernegara.
Sebelumnya, ia juga mengajak pemerintah dan seluruh komponen bangsa menyatukan jiwa, pikiran, dan langkah menuju terwujudnya cita-cita Indonesia merdeka yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur ketika Indonesia merayakan kemerdekan ke-76 dengan segala masalah, ancaman, tantangan, dan peluang yang dihadapi.
Ia mengatakan jalan masih panjang dan terjal menuju Indonesia yang diidamkan itu.
Keragaman pandangan dan pengelompokan, kata dia, tidak semestinya membuat kita menjadi retak dan pecah belah sebagai bangsa.
Di sanalah, kata dia, pentingnya jiwa kenegarawanan seluruh elite dan warga bangsa untuk membawa Indonesia menuju negeri idaman dalam semangat persatuan.
Hal tersebut disampaikannya dalam Pidato Kebangsaan yang bertajuk Indonesia Jalan Tengah, Indonesia Untuk Semua di kanal Youtube tvMu pada Senin (30/8/2021).
Baca juga: Ketum PP Muhammadiyah Singgung Isu Tes Wawasan Kebangsaan Dalam Pidato Kebangsaannya
"Kami percaya masih banyak elit dan warga bangsa yang berhati luhur dan mulia, baik, jujur, dan terpercaya dalam berbangsa dan bernegara," kata Haedar.
Bila masih terdapat sebagian saudara-saudara kita yang khilaf serta memiliki kehendak yang berlebihan dan bersifat egoisme dalam kehidupan berbangsa dan negara, lanjut dia, masih terbuka jalan Tuhan untuk kembali ke jalan yang terang dan tercerahkan.
Kuncinya, kata dia, ialah ketulusan, kejujuran, dan kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara milik semua.
Ia pun mengajak bangsa untuk meluruhkan ego diri, kroni, institusi dan golongan dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara demi masa depan Indonesia yang dicita-citakan para pendiri negara.
Ketika bertumbuh gagasan dan kehendak yang berkaitan dengan hajat hidup bangsa dan negara, kata dia, maka berdirilah dalam posisi tengahan dan jauhi jalan ekstrem.
"Tempuhlah musyawarah mufakat serta hindari sifat mau menang sendiri. Tumbuhkan jiwa dan alam pikiran ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagaimana terkandung dalam falsafah Pancasila yang harus di diwujudkan dibuminyata dengan keteladanan," kata Haedar.