Sejumlah anggota Komisi VIII pun ikut menanggapi dan setuju dengan kritik Wulan. Mereka merasa kerap tak dilibatkan dalam kunjungan kerja Menag di daerah.
"Jadi bagaimana, sih, koordinasi jajaran Pak Menteri ke kita? Jangan sampai kita di lapangan enggak tahu, kan, enggak lucu. Mitranya tapi enggak tahu," tambah dia.
Menanggapi kritikan Wulan itu, Gus Yaqut menjelaskan dirinya berasal dari Rembang, sehingga kunjungan itu sebetulnya adalah kunjungan ke kediaman orang tuanya.
Baca juga: Kemenag Targetkan Buku Pelajaran Agama Hindu Terdistribusi di Awal Tahun Ajaran 2022
Tetapi, Gus Yaqut juga memanfaatkan kunjungan tersebut untuk sidak di lapangan.
Gus Yaqut juga mengaku seringkali tak ingat untuk membagikan informasi ke anggota DPR saat melakukan kunjungan kerja.
Sehingga ia mempersilakan apabila para anggota yang ingin lebih dulu menghubunginya.
"Gini, Bu, kapasitas hardware saya enggak cukup harus ingat banyak memori. Namanya manusia terbatas. Jadi kalau Bu Wulan tahu, enggak ada salahnya Ibu yang telepon saya. Enggak harus saya yang kasih tahu. Karena waktu kejadian saya enggak ingat, karena memori terbatas," terang dia.
Menag juga beralasan bahwa kunjungan ke Rembang itu bukanlah kunjungan kerja yang direncanakan atau dijadwalkan, melainkan inspeksi mendadak atau sidak.
"Kunjungan waktu itu juga sidak, bukan terencana. Jadi karena saya sepanjang tahun ini belum ketemu orang tua, jadi saya sekalian sidak. Masa ke Rembang cuma ketemu orang tua saja, seperti apa begitu. Ya sudahlah, sidak saja," ujarnya.(tribun network/den/dod)