Awal Kejatuhan hingga Stigma Negatif Gerwani
Pada relief yang terdapat di Monumen Pancasila Sakti, di bawah patung tujuh Pahlawan Revolusi, terdapat relief anggota Gerwani yang menari di sekeliling relief eksekusi G30S terhadap tujuh Jenderal di Lubang Buaya.
Relief tersebut dibuat oleh rezim orde baru yang mempropagandakan Gerwani sebagai perempuan anggota PKI dan terlibat G30S tanpa bukti nyata, dalam buku Dalih Pembunuhan Massal oleh John Roosa.
Gerwani dianggap oleh Orde Baru sebagai noda satu organisasi yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September.
Dalam film Pengkhianatan Gerakan 30 September/PKI karya Arifin C Noer digambarkan penyiksaan para Jendral yang ditangkap sebelum mereka dibunuh di Lubang Buaya.
Akhirnya, organisasi G30S dilarang bersama dengan sebagian besar kelompok bertujuan kiri yang lain, masih dikutip dari unkris.ac.id.
Tentara pada masa itu menuduh anggota Gerwani telah membantu membunuh para Jenderal.
Mereka difitnah telah menari telanjang, dan melakukan penyiksaan terhadap tawanan mereka, serta difitnah terlibat dalam kelakuan amoral sejenis lainnya.
Setelah Soeharto menjadi presiden, Gerwani dilarang keberadaannya.
Ribuan anggota Gerwani diperkosa atau dibunuh sebagai bagian dari pembersihan anti-komunis.
Konotasi rendah mengenai Gerwani telah dikampanyekan dan meracuni pola pikir masyarakat.
Propaganda saat itu santer digencarkan, terutama melalui media massa.
Baca juga: KRONOLOGI Tragedi Pemberontakan G30S 1965, Upaya Penumpasan G30S, hingga Fakta Sejarah
Organisasi feminis seperti Kalyanamitra dan Solidaritas Perempuan yang muncul pada tahun 1980-an dianggap membangun Gerwani baru.
Mereka mendapat kecaman dari masyarakat maupun aparat.