Padahal kata Herzaky, KSP Moeldoko saat itu masih menjadi perwira aktif dan baru saja diangkat menjadi Panglima TNI.
Tak cukup di situ, setahun setelahnya, Moeldoko kembali mendatangi SBY, kali ini mantan Panglima TNI tersebut kata Herzaky, memohon kepada SBY untuk mengangkat Marzuki Alie untuk menjadi Sekjen Partai Demokrat.
Padahal kata Herzaky saat itu, SBY menganggap kedatangan Moeldoko ke Cikeas adalah keperluan penting dan mendesak, sebab saat itu Moeldoko tengah menjabat sebagai Panglima TNI, sedangkan SBY sudah menjadi mantan Presiden.
"Ternyata, pesannya tidak sepenting dan semendesak yang diduga. Moeldoko hanya mengatakan: “Pak, tolong kalau Bapak terpilih lagi sebagai Ketua Umum, agar Bapak mengangkat Marzuki Alie sebagai Sekjen nya" gitu," kata Herzaky.
Kala itu kata Herzaky, SBY marah, bukan saja karena Moeldoko yang seorang Panglima TNI aktif telah melanggar konstitusi dan undang-undang dengan melakukan politik praktis dan intervensi.
Akan tetapi mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga marah karena sebagai salah satu penggagas dan pelaksana reformasi TNI.
"Pak SBY tidak rela TNI dikotori oleh ambisi pribadi yang ingin berkuasa dengan cara-cara yang melanggar aturan dan hukum," bebernya.