Kali ini mantan Panglima TNI tersebut, kata Herzaky, memohon kepada SBY untuk mengangkat Marzuki Alie untuk menjadi Sekjen Partai Demokrat.
Padahal kata Herzaky saat itu, SBY menganggap kedatangan Moeldoko ke Cikeas adalah keperluan penting dan mendesak sebab saat itu Moeldoko tengah menjabat sebagai Panglima TNI sedangkan SBY sudah menjadi mantan Presiden.
"Ternyata, pesannya tidak sepenting dan semendesak yang diduga. Moeldoko hanya mengatakan: “Pak, tolong kalau Bapak terpilih lagi sebagai Ketua Umum, agar Bapak mengangkat Marzuki Alie sebagai Sekjen nya" gitu," kata Herzaky.
Kala itu kata Herzaky SBY marah, bukan saja karena Moeldoko yang adalah Panglima TNI aktif telah melanggar konstitusi dan undang-undang dengan melakukan politik praktis dan intervensi.
Akan tetapi mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu juga marah karena sebagai salah satu penggagas dan pelaksana reformasi TNI.
"Pak SBY tidak rela TNI dikotori oleh ambisi pribadi yang ingin berkuasa dengan cara-cara yang melanggar aturan dan hukum," bebernya.
Upaya Moeldoko untuk mendatangi SBY juga dilakukan saat telah pensiun dari TNI atau telah usai menjabat sebagai Panglima.
Tak tanggung-tanggung Moeldoko, kata Herzaky, meminta jabatan tinggi di kepengurusan Partai Demokrat.
Hanya saja, SBY meminta Moeldoko untuk gabung dengan Partai Demokrat, namun untuk menjadi Ketua Umum harus ada mekanismenya.
"Pak SBY sampaikan, kalau gabung dengan PD beliau mempersilakan. Kalau soal jabatan Ketua Umum, itu ada mekanismenya melalui Kongres," bebernya.
Tak puas dengan jawaban itu, Moeldoko kata Herzaky berusaha untuk menjadi Ketua Umum pada partai-partai lainnya.
Bahkan, salah satu mantan Wakil Presiden yang tidak disebutkan namanya oleh Herzaky, beliau didatangi oleh Moeldoko dan meminta dukungan untuk Moeldoko bisa menjadi Ketua Umum di salah satu Partai Politik.
"Lagi-lagi mantan Wakil Presiden ini juga menolaknya halus. Beliau katakan, untuk menjadi Ketua Umum itu ada mekanismenya melalui Kongres," tukasnya.