"Adagium di PDIP itu, yang di luar barisan bukan banteng, itu namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi, kalau di luar barisan ya celeng," kata Bambang saat dijumpai di Sukoharjo, Sabtu (9/10/2021).
Pernyataan Bambang Pacul itu kemudian dibalas oleh Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo, Albertus Sumbogo dan pengurus lainnya.
Sumbogo jengah karena disebut celeng oleh Bambang Pacul.
Sumbogo kemudian membalas Bambang Pacul yang notabene adalah pimpinannya.
Dia menyebut kepemimpinan Bambang Pacul di Jateng melahirkan kader PDIP bermental bebek.
"Di bawah tekanan kepemimpinan beliau (Bambang Wuryanto) lahirlah kader-kader dengan mental babu, bebek dan beo," kata Sumbogo, Minggu (10/10/2021).
Sumbogo menyebut Bambang Pacul tak hanya kali ini saja mengatakan seperti celeng itu.
Alih-alih merapatkan barisan, menurut Sumbogo sikap Bambang Pacul justru memunculkan analogi militeristik.
"Ini bukan yang pertama beliau mengatakan hal tersebut, terutama dalam rangka merapatkan barisannya, supaya tidak seorang pun dari kader PDIP berani berbeda pendapat dan tetap tunduk pada otoritas 'diktator Pacul', dengan analogi bahwa barisan kader ini militeristik sifatnya," ujar Sumbogo.
Karena sindiran celeng itu pula barisan pendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menjadi calon presiden di Pilpres 2024, Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo membuat logo bertuliskan Barisan Celeng Berjuang.
Logo tersebut berbentuk kepala celeng dengan taring panjang berwarna putih.
Polemik celeng dan bebek itu terus memanas dalam beberapa hari terakhir, hingga kemudian Sumbogo dipanggil menghadap ke kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (15/10/2021) kemarin.
Pemanggilan itu terkait dengan deklarasi dukungan untuk Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024.
Sumbogo mengaku dipanggil menghadap ke dua petinggi DPP PDIP, salah satunya Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.
"Pak Komarudin Watubun (Ketua Bidang Kehormatan Partai) dengan Pak Hasto," kata Sumbogo di lokasi.