Menurut Saleh, biaya test PCR tetap akan membebani masyarakat.
"Faktanya, tidak semua orang yang naik pesawat memiliki dana yang berlebih. Masih banyak orang yang merasa berat dengan beban membayar test PCR."
"Kalau hanya diturunkan dan diperpanjang masa berlakunya, akar masalahnya belum tuntas. Orang-orang tetap masih harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar test PCR-nya," kata Saleh dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: PHRI Minta Pemerintah Belajar ke India, Harga Tes PCR Bisa Rp 97 Ribu
Kalau memang bisa, Saleh mengimbau agar pemerintah dapat menghapus persyaratan tes PCR bagi penumpang pesawat.
Sebab, test PCR tersebut dinilai tidak menjamin bahwa semua penumpang tersebut aman dan tidak tertular.
"Bisa saja, setelah ditest, di antara penumpang itu melakukan kontak erat dengan orang yang terpapar. Akibatnya, bisa terinfeksi dan menularkan di dalam pesawat," kata Saleh.
Menurut Saleh, orang bisa saja akan meningkatkan prokes saat akan dilakukan tes PCR , tetapi penularan bisa terjadi setelahnya.
"Apalagi, tes yang sama tidak diberlakukan bagi penumpang angkutan lainnya," kata Saleh.
Politisi PAN itu meminta agar pemerintah mencari alternatif selain menurunkan harga tes PCR, selain tentunya menghapus syarat tes PCR bagi penumpang pesawat
"Kalaupun tes PCR tetap diberlakukan, maka biayanya diharapkan dapat ditanggulangi pemerintah. Dengan begitu, kebijakan tersebut tidak memberatkan siapa pun. Tentu ini tidak mudah karena itu perlu perhitungan yang cermat sehingga tidak membebani anggaran pemerintah," terang Saleh.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Rina Ayu Panca Rini/Malvyandie Haryadi/Reza Deni)
Berita lain terkait Virus Corona