"Pasca panen, curah hujan yang tinggi akan mengurangi kualitas hasil panen karena kadar air yang meningkat," terang Kepala BMKG saat webinar Antisipasi Iklim Ekstrim Sebagai Dampak La Nina Melalui Sekolah Lapang, Kamis (28/10/2021).
Masyarakat yang beraktivitas pada sektor pertanian diharapkan mencermati dan mengantisipasi potensi dampak curah hujan tinggi pada lahan pertanian yang menyebabkan gagal panen akibat banjir dan peningkatan serangan organisme penganggu tanaman.
Sektor Perikanan
Sementara itu, di sektor perikanan, La Nina menyebabkan para nelayan harus lebih waspada saat melaut.
Kondisi ini mengakibatkan pasokan ikan dapat berkurang.
"Keselamatan nelayan menjadi prioritas utama melalui pemanfaatan informasi cuaca maritim yang terupdate," ujar dia.
Masyarakat yang beraktivitas di wilayah pesisir dan laut diharapkan mencermati dan mengantisipasi potensi dampak cuaca ekstrim , gelombang tinggi dan banjir pesisir yang mengancam keselamatan hasil tangkapan dan produktivitas budidaya pesisir.
Dampak Kesehatan
Sementara menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dampak La Nina juga berpengaruh terhadap permasalahan-permasalahan kesehatan yang meningkat seiring dengan tingginya potensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Banyaknya penyakit-penyakit menular water-borne disease (penyakit yang terbawa air) seperti, diare, demam tipus, kolera,disentri, leptospirosis, dan hepatitis A perlu diwaspadai terutama pada daerah-daerah yang rawan banjir.
Sementara dampak dari La Nina terhadap nelayan adalah berkurangnya tangkapan ikan yang dikarenakan kurangnya kandungan klorofil-a yang merupakan makanan ikan di lautan.
Dampaknya bagi petani, negatifnya adalah banjir yang mengancam persawahan dan kebun, dan positifnya adalah kondisi pengairan pada lahan pertanian akan tetap basah dikarenakan hujan tetap turun meskipun pada musim kemarau.
Baca juga: BMKG Minta Peringatan Dini Tentang La Nina Tak Dianggap Sepele: Bukan untuk Menakut-nakuti
Apa Itu La Nina?