News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Jamaah Islamiyah Raup Rp 15 Miliar Per Tahun, Dana Digunakan untuk Menyokong Seluruh Kegiatan JI

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi penggeledahan di Gang Mahoni 1, Way Halim Permai, Bandar Lampung, Rabu (3/11/2021). Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri amankan 5 CPU dan ratusan kotak amal saat geledah rumah terduga teroris di Bandar Lampung.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terus menyelidiki sumber pendanaan dari kelompok jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) yang diketahui bersumber dari dua organisasi.

Kedua organisasi yang dijadikan lembaga pendanaan oleh JI itu yakni Syam Organizer dan Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).

Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar mengatakan, dari hasil pemeriksaan terhadap para tersangka yang sudah ditangkap, diketahui bahwa lembaga pendanaan Syam Organizer alias Syam Abadi itu berhasil menggalang dana dari kegiatan fundraising hingga Rp 15 miliar per tahun.

"Contohnya Syam ini terungkap dalam pemeriksaan, pendapatannya hampir Rp 15 miliar per tahun. Itu baru yang masuk dalam hitungan laporan keuangan," kata Aswin dalam konferensi pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Kamis (25/11/2021).

Menurut Aswin, jumlah uang senilai Rp 15 miliar per tahun tersebut baru masuk hitungan di dalam laporan yang diterimanya. Dia memastikan jumlah tersebut bisa melebihi yang saat ini telah dalam laporannya.

"Jadi itu baru yang masuk dalam hitungan laporan keuangan karena kita tahu dengan sistem sel terputus yang mereka buat dengan menghindari pencatatan-pencatatan ataupun record-record yang formal, jumlah ini jauh lebih fantastis dibandingkan apa yang bisa kita ungkap dalam bentuk laporan," ungkapnya.

Seluruh dana dari yang digalang dari fundraising itu yang kemudian digunakan untuk menyokong segala kegiatan JI.

Baca juga: Densus 88 Sudah Tangkap 24 Orang Terkait Kasus Pendanaan Jaringan Teroris JI

Aswin menyebut seluruh kegiatan atau aktivitas teroris hanya terlaksana jika ada pihak yang terlibat sebagai donatur.

Bahkan Aswin mengibaratkan pendanaan tersebut merupakan napas dan darahnya kelompok teroris. Hal ini menurutnya yang harus dihentikan.

"Kami jelaskan, pendanaan teroris adalah nafas dan darahnya, hidup matinya kelompok teroris," kata Aswin.

Tak hanya di Indonesia, penerapan pendanaan juga dijadikan faktor utama keberlangsungan organisasi terorisme di negara lain.

Bahkan kata Aswin, untuk bisa mendapatkan sumber dana itu beberapa kelompok terorisme melakukan berbagai usaha.

Aktivitas teroris tidak akan eksis apabila tidak ada pendanaan terhadap kelompok tersebut.

"Ini memang bukan cuma di kita, seluruh dunia, kelompok-kelompok ini berusaha untuk terus mendapatkan sumber dana darimana pun," jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini