"Apa yang dilakukan oleh kiai-kiai ini memberikan dukungan kepada salah satu pihak akan berpotensi menyebabkan perpecahan. Jadi sebaiknya masing-masing bisa menahan diri," ujar Gus Fahmi.
Kalaupun ingin mendukung sebaiknya tidak perlu dipublikasikan dan tidak diumumkan karena berpotensi memecah belah.
Terakhir Gus Fahmi mengajak agar menjaga suasana tetap sejuk, tetap damai, sehingga semua yang dicita-citakan dapat tercapai.
Baca juga: Siapa yang Akan Jadi Ketum PBNU Ditentukan Taqdir Allah, Bukan Maju Mundurnya Jadwal Muktamar NU
Sementara itu, KH Abdul Wahab Yahya selaku dzuriyyah Mbah Chasbulloh Tambakberas Jombang, yang juga merupakan Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum menyampaikan keprihatinannya.
“Sebagai Panglima Asparagus Nusantara, saya menyampaikan keprihatinan yang sedalam-dalamnya terkait proses berjalannya agenda Muktamar. Yang berpotensi perpecahan Nahdliyin akibat polarisasi dukung mendukung yang jauh dari ahlaqul karimah dan jauh dari amanat pendiri Nahdlatul Ulama," ucap Gus Wahab.
“Kami berharap kita bersama-sama mengikhtiarkan tercapainya perdamaian dan persatuan kembali dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama,” kata Panglima Asparagus (Aspirasi Lora dan Gus) Nusantara ini.
Gus Wahab juga berdoa agar semoga Muktamar ke-34 NU diberikan keberkahan, kelancaran, dan kemaslahatan bagi umat NU pada khususnya dan Indonesia secara umumnya.
Dukungan terhadap tiga poin imbauan Dzurriyah Muassis NU ini juga disampaikan oleh KH. Khayatul Makki (Banjarnegara).
Pemimpin Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin yang akrab dipanggi Gus Khayat ini mendukung penuh hasil keputusan musyawarah Dzurriyah Muassis NU.
“Saya sepakat dan mendukung denagn imbauan dari Dzurriyah Muassis NU. Semoga ini dapat dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh warga Nahdliyin. Sehingga NU dapat terus bersatu dan suasana jelang Muktamar ke-34 NU menjadi lebih sejuk berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan dapat menghasilkan pemimpin terbaik yang kelak bermanfaat bagi kemajuan NU dan Bangsa Indonesia,” kata Gus Khayat.