Hal tersebut, kata Gus Muhaimin, merupakan contoh bahwa koalisi pemerintah hari ini berjalan sangat efektif dan solid. Hal ini dinilai penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurutnya, ada empat hal penting diperlukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pertama, sosiologis kultural yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kedua, kualitas tingkat pendidikan masyarakat di bangsa.
Ketiga, kesejahteraan ekonomi. Sebab, jika ekonomi bermasalah maka akan mudah dihasut, terpecah belah dan berpotensi konflik sehingga persatuan dan kesatuan bisa terganggu.
”Keempat, pemerintahan yang kuat dan efektif. Ini bahkan menjadi kebutuhan yang paling menentukan,” katanya.
Gus Muhaimin mencontohkan, pada Pemilu 2019 lalu, pemerintah berhasil mengendalikan kompetisi pemilu yang sektarian, keras dan merusak persatuan dan kesatuan.
”Pemilu 2019 lalu adalah pemilu terawan di seluruh pemilu. Antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Ini paling rawan karena ada isu agama menjadi menguat setelah Reformasi,” tuturnya.
Ia mencontohkan ketika Presiden Soeharto dianggap bisa mengatasi dinamika perbedaan di dalam pluralitas atau dinamika keberagaman bangsa.
Saat itu, modalnya dua yakni pemerintahan yang sangat kuat bahkan cenderung represif. Kedua, Soeharto berusaha mewujudkan kesejahteraan ekonomi dengan kampanye politik pangan.
”Kalau kesejahteraan masyarakat baik maka dinamika akan menurun. Dinamika konflik teredam,” katanya.