“Sama dengan varian-varian Covid yang lalu. Karena pencegahan dengan menggunakan masker, kemudian menjaga jarak, menghindari kerumunan dan lainnya itu betul-betul memutuskan rantai (penyebaran) yang paling efektif,” tutur dokter Astari dalam talkshow kesehatan ‘Painah & Paini: Omicron Datang, Apa Yang Perlu Diperhatikan?’ yang dipublikasikan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM.
Sifat dan Gejala Omicron
Dokter Astari mengatakan, Omicron diketahui memiliki sifat yang lebih mudah menular dibandingkan varian-varian sebelumnya.
Varian Covid-19 pertama, menularkan ke tiga orang lainnya.
Varian Delta memiliki sifat penularan 10 kali lebih cepat dari varian yang pertama.
Sekarang, Omicron, memiliki sifat berkali lipat lagi daripada Delta.
Mutasi itu membuat gejala yang ditimbulkan pun berbeda dari varian sebelumnya.
Pada varian awal Covid-19, gejala-gejala yang ditimbulkan adalah seperti gangguan pada indera penciuman dan perasa, lalu kemudian batuk dan pilek.
Pada varian Omicron, gejala yang paling dominan terjadi adalah gampang lelah, kemudian batuk pilek, sakit tenggorokan, serta nyeri sendi.
“Dibandingkan dengan varian Alpha, Beta, Delta, varian Omicron lebih banyak hinggap di bagian saluran pernafasan."
"Sedangkan varian Alpha, Beta, Delta lebih banyak hinggap di bagian paru."
"Jadi yang (varian) dulu-dulu lebih gampang berkembang biak di paru-paru daripada di atasnya (saluran pernafasan), sehingga efeknya gejala sesak nafas lebih banyak yang dulu (di varian Alpha, Beta, Delta),” jelas dokter Astari. (*)