News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Ketua KPU Siap Lawan Kabar Hoaks di Pemilu 2024

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Ilham Saputra.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Ilham Saputra mengulang kembali cerita Pemilu 2019 yang didominasi berita bohong atau kabar hoaks.

Ia mencontoh adanya berita tujuh kontainer yang membawa surat suara sudah tercoblos dari China.

"Bagi saya itu informasi yang sesat. Kemudian kami datangi pelabuhan Tanjung Priok ketika itu, kemudian tidak ada. Sementara masyarakat sempat dibuat heboh," ungkap Ilham saat wawancara dengan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra di kantor KPU, Jakarta, Kamis (6/1/2022).

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Ilham Saputra dan Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Febby Mahendra Putra di kantor KPU, Jakarta, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Ferdinand Hutahaean Pastikan Hadir Jika Dipanggil Bareskrim Terkait Kasus Hoaks dan Ujaran SARA 

Ilham memastikan kabar hoaks tersebut seharusnya tidak terulang lagi di Pemilu 2024.

"Berita bohong ini tentu menjadi pelajaran buat kita semua," jelasnya.

Ia juga mengingatkan jangan ada lagi anggapan negatif teknis pelaksanaan pemilihan umum seperti penggunaan kotak suara kardus.

Baca juga: Ketua KPU: Beban Kerja Jadi Tantangan Terberat Pemilu 2024

Menurutnya, hal tersebut lumrah dan dilakukan di beberapa negara.

"Selain alasan efisiensi, penggunaan kotak suara kardus bukan sebuah masalah besar karena ada pengamanan, prosedur, dan mekanisme hukum apabila melanggar," tukas Ilham.

Ilham menekankan segala bentuk pemberitaan bohong yang menimbulkan konflik, KPU mau tidak mau harus melakukan counter.

Baca juga: KPU RI Teken Nota Kesepahaman dengan Tribun Network

"Kalau pribadi saya yang diserang seperti dibuat meme, kami menganggap itu risiko pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini