Imbasnya, lanjut dia, pedagang-pedagang di pasar sudah mengalami kesulitan selama tujuh hari terakhir. Pedagang mulai mensiasati dengan memperkecil potongan tahu dan tempe.
"Sedangkan kami sendiri sudah 7 hari ini mengalami, sudah tidak kuat sebenarnya karena harga tinggi. Potongan kami pembeli juga perkecil itu yang kendala-kendala terjadi," tutur Abdullah.
Harga kedelai impor yang masih tinggi membuat ratusan pengrajin tahu-tempe di Jabodetabek menggelar mogok produksi tiga hari ke depan, mulai Senin (21/2) hingga Rabu.
"Mogok ini sebenarnya sebagai protes terhadap pemerintah harga pengendalian harga kedelai itu bisa dilakukan. tahu tempe itu kebutuhan masyarakat kita kalau produksi tidak ada kita mau makan apa kalau tidak ada tahu dan tempe," kata Abdullah.
Produsen Siap Naikkan Harga Tempe dan Tahu
Tak cuma mogok produksi, produsen tempe dan tahu se-Indonesia juga siap menaikkan harga hingga 20 persen. Hal tersebut buntut dari tingginya harga kedelai saat ini.
Sebelumnya, produsen tempe dan tahu se-Indonesia berencana mogok produksi yang dilakukan selama Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022).
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syaifudin mengatakan rencana ini dilakukan karena mahalnya harga kedelai impor bahan baku produksi.
Hingga Minggu (20/2/2022) harga kedelai impor berkisar Rp 11 ribu sampai Rp 11.700 per kilogram, hal ini sangat memberatkan biaya produksi para produsen tempe dan tahu.
"Kenaikan antara 10 sampai 20 persen. Memang rencananya kita naikkan, dan kita sudah sepakat mau menaikkan," kata Aip saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (20/2/2022).
Menurutnya rencana kenaikan ini hanya solusi jangka pendek karena harga kedelai impor diprediksi akan terus melonjak hingga bulan Juni 2022 terpengaruh harga kedelai global.
Prediksi didasarkan pada waktu panen kedelai di tiga negara penghasil kedelai terbesar, yakni Amerika, Brazil, dan Argentina yang baru memasuki waktu panen bulan September.
"Sampai dengan Juni itu akan naik terus harga kedelai. Jadi ini kenaikan kedelai juga belum maksimal, akan naik terus. Nanti mulai Agustus, September mulai turun," ujarnya.
Aip menuturkan kenaikan harga imbas mahalnya harga kedelai global tidak terhindarkan karena dari total 3 juta ton kedelai kebutuhan Indonesia dalam satu tahun, 2,6 juta berasal dari impor.