TRIBUNNEWS.COM - Konflik militer antara Rusia dan Ukraina belum menemukan kesepakatan damai.
Terhitung dari awal mula konflik terjadi pada Rabu (23/2/2022) hingga Sabtu (5/3/2022) hari ini, konflik telah terjadi selama kurang lebih 11 hari.
Perang masih saja terjadi, bahkan setelah dua kali perundingan dilakukan.
Lantas apa dampak konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap ekonomi nasional Indonesia?
Mengutip laman resmi DPR RI, Sabtu (5/3/2022) Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengurai dampak yang terjadi di Indonesia jika konflik antara Rusia dan Ukraina masih berkepanjangan.
Menurut Hergun, sapaan akrab Heri Gunawan, konflik ini akan memicu munculnya gejolak di ekonomi global, termasuk ekonomi nasional.
Dampak nyata yang telah terjadi adalah meningkatnya harga minyak dunia.
Tercatat pada Rabu (2/3/2022) harga minyak mentah berjangka Brent, sudah naik menjadi 107,47 dolar AS per barel untuk kontrak Mei 2022.
Baca juga: Hari ke-10 Invasi, Pasukan Rusia Berhenti Menembak agar Warga Ukraina Bisa Mengungsi
Selain itu, konflik yang terjadi di Ukraina ini akan berdampak pada melemahnya kinerja ekspor impor Indonesia.
Juga tentunya akan membuat harga gandum dan produk turunannya, meroket.
Pasalnya Ukraina merupakan salah satu negara pemasok gandum bagi dunia.
Untuk diketahui, bagi Indonesia, Ukraina merupakan negara pemasok gandum terbesar kedua setelah Australia.
Pada 2021, total nilai impor gandum Indonesia mencapai 3,54 miliar dolar AS.
Impor terbesar adalah dari Australia yang mencapai 41,58 persen atau nilainya sebesar 1,47 miliar dollar AS.