Dengan adanya media sosial, influencer memang menjadi sosok yang memberikan pengaruh. Karenanya, ia menekankan agar influencer jangan hanya mencari popularitas dan kontroversi agar terkenal saja.
Menurutnya, dunia maya bukan dunia yang sesungguhnya, sehingga yang ditampilkan bisa jadi berbeda dengan dunia nyata.
"Sebagai sosok yang berpengaruh, seharusnya influencer tidak mencari cara seperti itu. Masyarakat pun juga harus pintar dalam mencari sosok yang diikuti. Kalau yang negatif, ya tidak usah diikuti," imbuhnya.
FGD ini dihadiri oleh sejumlah kalangan. Dari BPIP, selain Yudian Wahyudi selaku kepala BPIP, juga hadir Sekretaris Utama BPIP DR Karjono, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Romo Benny Susetyo, Deputi Bidang Hubungan, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Prakoso.
Selain itu, para tokoh dan akademisi lain juga hadir seperti mantan Menteri Agama 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin yang memandu jalannya FGD, Rektor UIN Suka Al Makin, Rektor IAIN Papua, dan ormas keagamaan di antaranya NU, Muhamadiyah, Al Washliyah, KWI, Gusdurian, Setara Institute, dan Syafii Ma'arif Institute.
Adapun dua agenda besar dalam kegiatan ini adalah dialog kebangsaan tentang moderasi beragama, deklarasi kebangsaan, dan talkshow tentang penggunaan media sosial dalam membangun moderasi beragama di era revolusi industri 4.0.