Beberapa fokus utama program yang dimiliki oleh Yayasan Bakti Barito antara lain di bidang edukasi, lingkungan, ekonomi sirkuler, dan sosial.
Salah satu program unggulannya berfokus mendukung SDGs nomor 11 dan 12, yakni Plastic Asphalt Road.
Hingga 2021, yayasan itu, menjadikan 37,5 juta kantong plastik sebagai campuran aspal untuk membangun jalanan sepanjang 50,8 km.
Melalui program ini juga sebanyak 282 ton sampah plastik yang telah dikelola.
Baca juga: Revitalisasi dan Sinergitas Antar Lembaga Filantropi Islam Makin Mendesak Dilakukan
Sedangkan panelis dari perwakilan kepala daerah juga menyambut positif upaya dialog bersama para pihak, secara khusus dengan sektor filantropi, serta menggarisbawahi apa yang menjadi prioritas Kabupaten Seruyan.
Bupati Seruyan, H. Yulhaidir, menyatakan produk komoditas harus dapat dipastikan keberlanjutannya agar mencapai SDGs.
Pengalaman Seruyan, katanya, masing-masing tema SDGs tidak berdiri sendiri. Pendataan petani, menangani konflik, STDB, sertifikasi, semuanya terhubung satu sama lain.
"Karena itu, dibutuhkan dukungan multipihak, termasuk Pemerintah Daerah, investor, serta masyarakat setempat. Dengan adanya gotong royong ini diharapkan dapat jadi pembelajaran kebijakan untuk memperkuat Jurisdictional Approach ke depan," ungkap Yulhaidir.
Serial JCAF #8 telah menunjukkan adanya upaya progresif dari berbagai yurisdiksi seperti Siak di Riau, Seruyan di Kalimantan Tengah untuk mendorong tercapainya agenda SDGs dan mendorong kolaborasi lintas pihak, selain filantropi untuk merealisasikan target bersama dari tingkat yurisdiksi hingga nasional
Baca juga: Beradaptasi dengan Perubahan, Program Filantropi Kini Juga Maksimalkan Platform Digital
"Bersama-sama kita perlu mendorong dan bergotong-royong dengan berbagai pihak dan memetakan bersama akan apa yang sudah dan belum dilakukan. Dengan demikian kolaborasi dan permodalan dapat berkontribusi luar biasa kepada sekretariat SDGs," kata Deputi Baznas RI sekaligus Chairman of the Supervisory Board Filantropi Indonesia, Mohammad Arifin Purwakananta pada penghujung acara JCAF #8.