News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Melihat Sekilas Wajah Hari-hari Wanita Indonesia Lewat Karya Seni Rupa Gores Garis Perempuan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjung sedang memandangi satu karya seni yang dipamerkan Bentara Budaya di Palmerah, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pameran seni rupa berjudul 'Gores Garis Perempuan' digelar Bentara Budaya pada 14-23 April 2022 di Palmerah, Jakarta Pusat.

Sebanyak 48 karya dari 46 seniman perempuan dipamerkan dalam acara tersebut.

"Meski demikian pameran ini tidak dirancang untuk secara penuh menggelorakan daya perjuangan kaum perempuan dengan huruf kapital “P” berukuran besar," ungkap Kurator Bentara Budaya Efix Mulyadi, Rabu (13/4/2022).

Hal yang ingin diperlihatkan dalam gelaran pameran seni ini bukan seberapa tinggi kesadaran perempuan akan posisinya sendiri di tengah zaman atau gerakan penyetaraan peran.

Hajatan seni ini lebih merupakan pertanggungjawaban Bentara Budaya untuk secara berkala menampilkan koleksinya ke hadapan masyarakat.

Seperti diketahui, karya-karya seni rupa, baik berupa karya-karya empu dan seniman senior serta generasi berikutnya, telah memenuhi ruang koleksi.

Semua dirawat bersama dengan guci dan piring keramik asal Cina, gerabah dari berbagai wilayah Nusantara, artefak budaya dari berbagai zaman, maupun benda-benda bersejarah.

Baca juga: Inspirasi Pandemi Djoko Pekik, Yuk Lihat Pameran Lukisannya di Bentara Budaya Yogyakarta

Banyak karya seni rupa itu yang dikerjakan perempuan seniman.

Cukup banyak jumlahnya untuk dipajang secara pantas di hadapan publik.

"Pameran ini adalah kesempatan untuk menampilkan bagian perempuan dari koleksi tersebut," kata Efix.

Satu karya yang bisa dinikmati seperti dari Kartika yang kini berusia 87 tahun maupun Ratmini yang kini menjelang usia 97 tahun.

Ada lukisan Masmundari yang meninggal pada tahun 2005 dalam usia 100 tahun.

Ada pula karya perempuan seniman yang juga sudah berpulang seperti Muntiana dan Ida Hajar.

Dalam pameran ini pun turut ditampilkan juga lukisan hasil tangan-tangan anak sekolah dasar.

Begitu beragam, baik dari asal generasi berikut kondisi masa dibuat, maupun latar pendidikan, dan jam terbang.

Baca juga: Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Wayang, Ada yang Terbuat dari Rumput

Keragaman terlihat di dalam teknik dan gaya ungkap yang mereka gunakan.

Juga beragam di dalam isu-isu yang digarap.

Keragaman ini kata Efix ditujukan untuk memberi kesan betapa kaya kehidupan yang dijalani para perempuan seniman tersebut.

Betapa hari-hari yang dilalui sebagai perempuan, kebanyakan selaku istri dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga, terlalu berharga untuk diabaikan.

Karya-karya mereka mencerminkan cara perempuan memandang dunianya, tak soal apakah itu merupakan cerminan ide-ide besar atau gerundelan perkara domestik.

"Begitulah, hajatan seni ini tidak diniatkan untuk memberi statement menohok tentang perempuan yang sudah menjadi ciri bulan April. Ini lebih merupakan sekilas wajah perempuan sehari-hari," kata Efix.

Walau mungkin ada kegiatan yang dianggap berurusan dengan remeh temeh, tapi tidak tertutup kemungkinan berbicara tentang perkara-perkara sosial budaya yang canggih.

Perupa memiliki latar belakang yang beragam.

Dimulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga mereka yang memang berlatar pendidikan seni.

Masyarakat dapat mengunjungi pameran berdasarkan jadwal yang ada dengan tetap mengikuti protokol kesehatan sebagaimana mestinya.

Pameran terbuka untuk umum dari pukul 10.00-17.00 WIB dengan mengisi RSVP pengunjung pameran www.bentarabudaya.com.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini