Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan pesantren dapat menjadi motor penggerak perekonomian yang tidak hanya bermanfaat bagi para santri, tapi juga bagi masyarakat sekitar.
Menurutnya, dibutuhkan pola kemitraan dengan melibatkan berbagai pihak untuk terus mengembangkan kegiatan pemberdaayan umat tersebut.
"Saya mendorong supaya pemberdayaan ekonomi umat, terutama pesantren. Saya melihat Al-Ittifaq harus terus dikembangkan supaya jangkauan kemitraan pesantren diperluas. Masih banyak yang bisa dikembangkan, salah satunya dengan komunitas-komunitas masyarakat," ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Kamis (28/4/2022).
Hal tersebut diungkapkan Wapres Ma'ruf Amin saat menerima Pengurus Pondok Pesantren Al-Ittifaq di Kediaman Wapres Jl Diponegoro Jakarta.
Dia menyampaikan bahwa pola kemitraan yang dapat dikembangkan oleh pesantren.
Baca juga: Para Lurah di Kota Serang Banten Kurang Antusias Ikuti Pesantren Kilat, Ini Tanggapan Kemenag
Pola kemitraan dapat melibatkan berbagai lembaga, seperti badan usaha atau lembaga pendidikan tinggi.
"Kemudian banyak yang bisa diberdayakan, berbagai kemitraan dengan lembaga, BUMN, BUMD, dengan berbagai lembaga mungkin juga dengan perguruan tinggi, supaya (mendapat) feedback," ujar Ma'ruf.
Terkait dengan karakter daerah yang beragam, Ma'ruf memberikan arahan untuk mengembangkan model pemberdayaan umat agar disesuaikan dengan karakter daerah tersebut.
"Mungkin juga untuk misalnya daerah seperti pegunungan seperti apa, dataran rendah seperti apa, mungkin juga model (pengembangan ekonomi umat) disesuaikan," ucap Ma'ruf.
Dari sisi dukungan pemerintah, Ma'ruf menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong upaya pemberdayaan pesantren melalui penguatan Lembaga Pengelola Dana Bergulir di bawah Kementerian Koperasi dan UKM.
"Memang pesantren-pesantren itu bisa mandiri. Itu harapan saya. Saya dorong terus melalui Kementerian Koperasi dan UKM supaya terus membantu melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir untuk terus diperkuat, yang dulunya kurang terserap," kata Ma'ruf.