TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 30 ekor sapi di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang mati karena terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), baru-baru ini.
Ke-30 ekor sapi yang mati tersebut mayoritas merupakan anak sapi.
Kadis Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Aceh Tamiang, Safuan mengabarkan, sebelumnya pada 4 Mei 2022, 2.273 ekor sapi yang teinfeksi suatu penyakit menunjukkan gejala yang sama.
Yakni suhu tubuh hewan ternak itu tinggi dan terdapat bekas luka di kakinya.
"Yang terinfeksi sampai dengan tanggal 4 Mei 2022 sebanyak 2.273 ekor sapi yang teinfeksi (PMK)."
Baca juga: Apa Itu Virus PMK? Waspada Gejala Klinis PMK pada Sapi, Domba, Kambing, dan Babi
"Yang mati saat ini di angka 30-an, yang mati rata-rata anak sapi, yakni yang masih menyusui," kata Safuan dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (11/5/2022).
Safuan mengatakan, pihaknya tidak dapat menjelaskan secara detail apa penyebab sapi-sapi ini mati.
"Kami tidak bisa menjelaskan secara detail, karena sapi ini mulai sakit seminggu sebelum lebaran itu tepatnya di Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang."
"Tapi kami belum bisa mendeteksi apakah ini penyakit (Penyakit Mulut dan Kuku) PMK atau bukan."
"Tapi semakin hari yang terjangkit semakin banyak (yang terjangkit)."
"(Hingga) pada H-3 lebaran kami berkoordinasi dengan Balai Veteriner Medan untuk mendeteksi apa yang sebenarnya terjadi (pada sapi-sapi itu)."
Baca juga: Kementan Siapkan Langkah Darurat Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku pada Sapi di Jawa Timur
"Pada saat itu kemudian kita melakukan pengambilan sampel dari darah, liur dan sedikit korengan-korengan luka yang ada di kaki," jelas Safuan.
Dan pada akhirnya dinyatakan positif PMK.
Safuan mengatakan, upaya terus dilakukan demi mempertahankan kesehatan hewan ternak itu.