Anies juga menceritakan kenangannya terhadap mendiang Fahmi Idris yang disebutnya sebagai tauladan.
”Saya menemukan keteladanan di dalam berjuang dari diri Allah Yarhamka Fahmi Idris. Dan Allah Yarhamka juga adalah pribadi yang selalu responsif,” kata Anies di depan liang lahat sebelum Fahmi Idris dimakamkan.
Anies berkisah, Fahmi merupakan pejuang legendaris. Dia menambahkan, mendiang yang sekaligus Ketua Laskar Arif Rahman Hakim semasa muda sudah berjuang dan banyak berkontribusi bagi negara.
”Dan sesudah itu beliau tidak berhenti jadi aktivis sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu peduli, aktif, terlibat,” ucap Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. “Usia bertambah tapi semangat tak pernah pudar.”
Anies juga mengaku kehilangan atas kepergian sosok Fahmi Idris. Dia pun mendoakan agar almarhum ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT.
“Insya Allah khusnul khatimah, Insya Allah ditinggikan derajatnya, Insya Allah dan segala amal jariyah, Insya Allah jadi amal tanpa putus bagi almarhum,” katanya.
“Kami merasa kehilangan, dan kita mendoakan semoga keluarga diberi kekuatan ketabahan dan ibu fahira sebagai salah satu anak yang aktif meneruskan perjuangan ayahanda, Insya Allah bisa terus bawa nama besar, nama baik Pak almarhum Fahmi Idris,” lanjut dia.
Fahmi lahir pada 20 September 1943 di Jakarta, saat Indonesia masih dijajah Jepang. Kedua orang tuanya merupakan pasangan perantau asal Minangkabau. Ayah Fahmi, Haji Idris Marah Bagindo, merupakan seorang pedagang yang mendidik anak-anaknya untuk taat beragama dan disiplin.
Selama masa mudanya Fahmi terkenal bengal dan suka berkelahi. Ia lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1969.
Di kampus tersebut, Fahmi dikenal sebagai aktivis yang ulet dan cekatan. Beberapa jabatan kemahasiswaan sempat ia sandang, antara lain sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).
Fahmi mulai meniti karier sebagai pengusaha pada 1966 saat ia mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Pada 1979, ia menjabat sebagai direktur utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglemerasi yang didirikannya bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo.
Pada era 1980-an, perusahaan tersebut menggurita dengan mengelola usaha di bidang agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel. Kodel Group kemudian membangun Hotel The Regent (kini Four Seasons Jakarta) di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Bisnis propertinya tak hanya di Jakarta tetapi juga merambah ke mancanegara. Di Beverly Hills, California Fahmi membangun sebuah hotel, Regent Beverly Whilshire.
Fahmi terjun ke dunia politik dengan bergabung di Partai Golkar. Ia menjabat sebagai Ketua DPP Golkar di Jakarta pada periode 1998-2004. Ia diangkat sebagai Menteri Ketenagakerjaan dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie.
Kemudian, ia menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Bersatu pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Fahmi juga pernah terpilih menjadi anggota DPR-GR mewakili kalangan mahasiswa, serta ketua Fraksi Golkar di MPR-RI.