News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Gerindra Segera Deklarasikan Prabowo Sebagai Capres 2024, 'Kami Sedang Mencari Waktu yang Tepat'

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Prabowo Subianto akan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. Hal ini ditegaskan Muzani guna menepis spekulasi tentang kemungkinan Prabowo hanya menjadi king maker pada kontestasi pilpres mendatang.

Adi menambahkan, dugaan Prabowo jadi king maker itu disasarkan pada dua hal.

Pertama, soal pernyataan Prabowo sendiri yang menyebut capres tidak harus dirinya.

"Kedua, momen pertemuan Prabowo-Surya Paloh, dimana publik menduga Ketua NasDem itu menyodorkan duet Ganjar-Anies di Pemilu 2024," terang Adi.

Pendukung Jokowi ke Prabowo

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat dalam kurun satu tahun terakhir, tren dukungan pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 cenderung ke Ganjar Pranowo.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, dukungan kepada Ganjar justru menurun dan Prabowo Subianto mulai naik.

Baca juga: Surya Paloh Sebut Erick Thohir The Rising Star, Pengamat: Sinyal Dukungan NasDem di Pilpres 2024

Pendiri SMRC Saiful Mujani memahami peta dukungan pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin penting bagi siapa pun yang akan bertarung di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Pada Pilpers 2019, jumlah mereka banyak, 55 koma sekian persen. Sementara kita semua tahu Pak Jokowi tidak bisa maju lagi. Jadi pertanyaannya, suara pemilih tersebut akan ke mana?” ujar Saiful dalam kanal Youtube SMRC TV.

Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini menambahkan, memahami perilaku pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai.

"Mungkin ada yang berasumsi seperti itu. Jokowi memang PDIP. Mungkin suara pemilihnya akan mengikuti suara PDIP. Itu asumsi kalau partai politik penting dalam pilpres," tambah Saiful.

Akan tetapi, Saiful mengatakan persentase kekuatan PDIP sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional.

"Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain dan pemilih Jokowi di 2019 kan bukan hanya dari PDIP. Ada dari Nasdem, Golkar, dan lain-lain Artinya apa? Artinya aspek-aspek dari partai lain juga perlu dihitung, kalau bicara soal partai," kata Saiful.

Saiful menegaskan, dalam diskusi dan literatur politik selama pemilihan presiden, peran tokoh sangat penting di tengah lemahnya hubungan pemilih dengan partai politik di Indonesia.

Dari survei-survei nasional tatap muka yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, Saiful menemukan bahwa mereka yang memilih Jokowi di Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar, meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini