TRIBUNNEWS.COM - Hadi Tjahjanto dan Zulkifli Hasan akhirnya dilantik Presiden Joko Widodo menjadi menteri baru di kabinet Indonesia Maju, Rabu (15/6/2022).
Marsekal (Purn) TNI Hadi Tjahjanto menggantikan Sofyan Djalil sebagai Menteri ATR/BPN.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menggantikan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan (Mendag).
Baca juga: BREAKING NEWS Dua Menteri Baru Kabinet Jokowi Dilantik, Eks Panglima TNI dan Ketua Umum PAN
Pelantikan tersebut dilakukan pada pukul 13.30 WIB.
Mereka diambil sumpah di depan presiden, dan sejumlah elite partai lainnya.
Sebelumnya Sekretaris Kabinet Pramono Anung sebelumnya mengatakan, reshuffle sepenuhnya menjadi kewenangan presiden.
Hal tersebut hak prerogatif presiden.
Baca juga: Jokowi Ajak Ketua Umum Parpol Koalisi Makan Siang Bersama Sebelum Pelantikan Menteri di Istana
Baca juga: Bawaslu Tak Permasalahkan Ketidakhadiran Jokowi di Acara Peluncuran Tahapan Pemilu 2024
"Jadi yang namanya kabinet itu kewenangan sepenuhnya presiden. Presiden itu mempunyai hak prerogatif presiden, mau ganti kapan saja ya terserah presiden," ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (14/6/2022) pagi.
Diketahui kabar reshuffle sejal kemarin lantaran sejumlah menteri dan wakil menteri dipanggil ke Istana Negara pada Selasa sore.
Hadi Tjahjanto
Marsekal (Purn) TNI Hadi Tjahjanto merupakan pria kelahiran Malang, 8 November 1963.
Dirinya merupakan perwira militer Indonesia yang menjabat Panglima TNI antara tahun 2017 dan 2021.
Hadi merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987.
Dikutip dari Wikipedia, sebelum menjabat sebagai Panglima TNI dirinya menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Diketahui, ia adalah lulusan SMA Negeri Lawang, di Malang, dan saat itu dirinya mengambil jurusan IPA.
Dikenal sosok yang cerdas, Hadi Tjahjanto kerap dijuluki 'otak setan' oleh teman-teman sekolahnya.
Julukan otak setan tersebut tak lepas dari sosok Hadi Tjahjanto yang bisa mencerna pelajaran secara mudah dan cepat.
Kecerdasan ini pula yang mengantarkan Hadi Tjahjanto bisa meneruskan jejak sang ayah.
Ayahnya merupakan pensiunan TNI AU, Serka Tek (Purn) Bambang Sudarso
Sementara dikutip dari setneg.go.id, selama perjalanan kariernya, Hadi sempat menempati beberapa jabatan strategis di TNI AU, salah satunya sebagai Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adi Sumarmo Boyolali, Jawa Tengah pada 2010-2011.
Baca juga: Tahun Politik, Jokowi Diingatkan Agar Menjadi Wasit yang Adil
Baca juga: Tak Ingin Hanya Ributkan Nama Soal Pilpres, PDIP: Kemampuan Calon Pemimpin di Segala Bidang Penting
Juga jabatan Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (Basarnas) pada 2011-2013.
Kariernya berlanjut dengan menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU pada 2013-2015.
Pada tahun 2015, Hadi Tjahjanto kembali dipercaya untuk memimpin Pangkalan Udara sebagai Danlanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Hadi Tjahjanto mendapat pangkat Marsekal Muda dan menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada tahun 2015-2016.
Terakhir, ia dipindahtugaskan sebagai Irjen Kementerian Pertahanan serta kenaikan pangkat menjadi Marsekal Madya pada bulan Oktober 2016.
Sementara itu dirinya mendapatkan kenaikan pangkat dan golongan setingkat lebih tinggi menjadi Marsekal TNI, bertepatan saat pelantikannya menjadi Kepala Staf Angkatan Udara pada 2017 lalu.
Kenaikan pangkat tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3/TNI/Tahun 2017 tentang Kenaikan Pangkat dan Golongan Perwira Tinggi TNI yang berlaku mulai tanggal 17 Januari 2017.
Hadi Tjahjanto juga sempat ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Komandan Lapangan persiapan Penyelenggaraan MotoGP Mandalika pada Maret 2022 lalu.
Zulkifli Hasan
Zulkifli Hasan merupakan pria kelahiran 31 Agustus 1962, dirinya adalah seorang politikus Indonesia yang menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN).
Dikutip dari Wikipedia, dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) periode 2014–2019.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Kehutanan (Menhut) Republik Indonesia (RI) menggantikan Malem Sambat Kaban, yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014.
Pada masa jabatannya sebagai Menhut RI, ia telah dua kali menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa).
Yaitu yang pertama untuk bidang Administrasi Publik dari Sejong University (Seoul, Korea) dan yang kedua untuk bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dari Universitas Negeri Semarang (Semarang, Indonesia).
Selama tahun 2004–2009, ia berkiprah di lembaga legislatif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Baca juga: Respons NasDem Sikapi Reshuffle Kabinet: Kami Siap Kurang, Siap Tetap, Siap Tambah
Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PAN pada 2005 hingga 2010.
Sementara dikutip dari dpr.go.id, dirinya juga pernah menjadi Komisaris Utama PT. Panamas Mitra Inti Lestari, pada 2004 - 2006.
Juga sebagai Ketua Lembaga Buruh Tani & Nelayanan DPW Muhammadiyah DKI.
Dan juga Wakil Ketua Komite Tetap Pemberdayaan KADINDA DPP Kadin Indonesia.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Daryono)