Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku baru mengetahui jika dirinya ditunjuk sebagai Mendag pada pagi hari.
"Penugasannya itu tolong Pak Zul dengan background Pak Zul yang suka turun ke bawah mengerti mikro mengerti retail detail soal pangan ketersediaan dan lain-lain itu diyakini kepercayaan besar dari Presiden," ujarnya.
Setelah itu, Zulkifli mendapat undangan sekira pukul 11.00 WIB untuk datang ke Istana Negara. Namun, sebelum pelantikan dia makan bersama dengan tokoh politik lainnya.
"Sampai di sana jam 12.00 WIB, makan siang Ketum ada Bu Mega, ada Surya Paloh, ada Cak Imin, ada Airlangga Hartanto ada Pak Prabowo, ada Pak Harso, lengkap Ketum Partai dan koalisi dan habis itu dilantik selesai," ucapnya.
Presiden Jokowi menjelaskan alasannya memilih Zulkifli Hasan atau Zulhas sebagai Menteri Perdagangan dan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR).
Diketahui, Zulhas menggantikan Muhammad Luthfi, sementara Hadi menggantikan Sofyan Djalil.
"Ya kita melihat semuanya rekam jejak pengalaman, kemudian terutama untuk skill manajerial, sekarang bukan hanya makro saja, tapi mikronya juga harus secara detail dikerjakan," kata Jokowi.
Untuk Zulhas, Jokowi menyebut Ketum PAN tersebut kaya akan pengalaman dan rekam jejaknya yang panjang.
"Saya kira akan sangat bagus untuk Mendag, karena sekarang ini urusan pangan yang berkaitan dengan rakyat ini memerlukan pengalaman lapangan, memerlukan kerja-kerja yang terjun lapangan untuk melihat langsung persoalan yang utamanya berkaitan dengan kebutuhan pokok rakyat," kata Jokowi.
Dia memahami bahwa urusan ekspor juga menjadi tugas dari Kemendag. "Tapi yang lebih penting urusan kebutuhan pokok di dalam negeri harus bisa kita jaga," kata dia.
Tuntaskan Migor
Usai dilantik menjadi Menteri Perdagangan, Zulhas berjanji akan menyelesaikan persoalan minyak goreng secara cepat dengan harga terjangkau.
"Minyak goreng yang lama tidak selesai itu, saya kira mudah - mudahan dengan cepat kita selesaikan ketersediaan dan harganya terjangkau," kata Zulhas.
Zulhas mengaku hanya memiliki waktu yang pendek dalam mengatasi persoalan harga pangan seperti minyak goreng, sehingga diperlukan kerja yang cepat dalam penyelesaiannya.
"Dengan background yang saya punya pengalaman panjang di pemerintahan, saya dulu di komisi VI DPR tahun 2004, saya mitranya perdagangan. Jadi kita memang mesti bekerja cepat," papar Zulhas.