News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inovasi Teknologi hingga Kolaborasi Jadi Kunci Terkait Pengelolaan Rantai Pasok Pangan

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Webinar bertema “Mengatasi Susut dan Limbah Pangan, Mendorong Transformasi melalui Inovasi dan Kolaborasi”. Acara ini digelar Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bersama Center for Transdisciplinary and Sustainability Science (CTSS) IPB University.

Kegiatan dialog webinar ini di moderatori oleh Wida Septarina, Chairwoman Yayasan Lumbung Pangan Indonesia dan diikuti oleh 125 peserta dari sektor bisnis, akademisi, pemerintah dan lembaga sosial.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program IBCSD Gerakan Atasi Susut dan Limbah Pangan 2030 (GRASP 2030) yang diluncurkan pada September 2021.

Saat ini GRASP 2030 didukung oleh 20 signatory yang terdiri dari perusahaan dan organisasi pendukung lainnya.

Dialog ini merupakan forum agar para pemangku kepentingan dapat saling berbagi pengalaman dalam mengatasi permasalahan susut dan limbah pangan.

Dalam sambutannya, Medrilzam, Direktur Lingkungan Hidup Bappenas menyampaikan pentingnya perubahan mindset dari semua pihak dari hulu ke hilir.

Produksi tidak hanya fokus hanya pada peningkatan produktivitas tetapi juga efisiensi.

"Dalam permasalahan Food Waste and Loss Masyarakat sebagai konsumen didorong untuk lebih bijak dalam konsumsi agar dapat mengurangi mubazir pangan," ungkap Medrilzam.

"Kolaborasi jadi kata kunci terutama terkait pengelolaan rantai pasok pangan perlu terus ada kolaborasi," tambahnya.

Bappenas mendorong G20 dan T20 untuk dapat dijadikan momentum knowledge sharing serta memberikan pemikiran inovatif berbagai kebijakan baik di tingkat global maupun nasional.

Sementara itu, Damayanti Buchori selaku Direktur CTSS menyampaikan Bagaimana kerjasama internasional dapat mendukung setiap negara mengatasi susut dan limbah pangan.

"Bagaimana pengurangan susut dan limbah pangan dapat meningkatkan produksi pangan dan berdampak positif pada perekonomian," jelasnya.

Dalam dialog disampaikan juga oleh Prof. Dr. Ir. Dominicus S. Priyarsono, akademisi dari IPB) bahwa permasalahan data Food Loss and Waste di Indonesia menyiratkan belum adanya kepekaan dan prioritas dalam mengatasi permasalahan ini.

Lebih lanjut Prof Sonny menyampaikan bahwa dalam kolaborasi internasional, yang perlu didorongkan adalah upaya mengurangi food rejection terkait quality control dan food safety.

"Sama pentingnya dengan mengatasi hambatan non tarif handling dan mendorong koordinasi publik dan swasta," jelasnya.

Berita ini tayang di Warta Kota dengan judul: Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci Atasi Susut Pangan dan Limbah Makanan 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini