Sedangkan, KPK hanya mengusut pemberian dan penerimaan suap oleh jajaran direksi PT Garuda Indonesia.
"Kerugian negara tadi yang disampaikan Kepala BPKP itu menyeluruh. Objek yang disidik oleh rekan jaksa di sini. Itu salah satu pertimbangan kami maju," kata Febrie.
Selain itu, kata Febrie, penyidik juga bakal mendalami dugaan TPPU untuk mengusut perkara ini.
Namun, Febrie menyebutkan hingga saat ini penyidik kejaksaan masih melakukan pendalaman terhadap dugaan tersebut.
Proses pengembangan, kata dia, masih dilakukan.
"TPPU ini dalam proses berjalan ya. Nanti kami lihat ini baru ada kerugian negara. Siapa yang akan mempertanggungjawabkan kerugian negara. Kemudian nanti baru kami masuk ekspose untuk TPPU," kata Febrie.
Sebagai informasi, Emirsyah Satar juga tersandung kasus korupsi yang diusut oleh KPK.
Ia diduga menerima total uang sebesar Rp200 miliar dan beberapa barang lain di Singapura dan Indonesia untuk pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014.
Baca juga: Tersangka Lagi, Emirsyah Satar Diduga Bocorkan Rencana Pengadaan Pesawat Garuda
Satar sudah menjadi terpidana dan dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat sejak awal tahun lalu.
Ia dihukum pidana penjara 8 tahun dan membayar denda Rp1 miliar subsidair 3 bulan kurungan. (*)