Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Arab Saudi sedikitnya melayani 10 pasien penyakit jantung setiap harinya.
Secara umum jemaah yang menjalani pemeriksaan diketahui memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung sejak di Indonesia.
Namun ada kelompok pasien yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya punya penyakit jantung.
Tim Dokter KKHI, dr Mohammad Rizki Akbar, Sp.JP(K) memaparkan ada kesamaan pemicu yang menyebabkan kekambuhan penyakit jantung dari kedua kelompok pasien.
Baca juga: Mekkah Siapkan 10 Rumah Sakit dan 82 Klinik Jemaah Haji, Siap Beri Layanan 24 Jam
Yaitu aktivitas fisik yang terlalu berat yang kemudian membuat lupa untuk meminum obat.
“Sementara yang sebelumnya tidak mengetahui punya penyakit jantung, karena dipicu ibadah fisik yang cukup berat, muncul baik dalam bentuk keluhan nyeri dada maupun keluhan sesak nafas,” ujar dr. Rizki.
Selain aktivitas fisik, umumnya pasien sudah memiliki faktor risiko yang dapat menjadi pemicu adalah cuaca yang ekstrim di Arab Saudi.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kelainan jantung.
"Jadi kalau jemaah dengan aktivitas yang tinggi dan tidak dikontrol obat obatan, menyebabkan tekanan darahnya naik dengan cepat, jadi itu bisa memicu untuk munculnya kelainan jantung," terang dr. Rizki.
dr. Rizki mengingatkan jemaah haji harus mengetahui batas kemampuan fisik diri sendiri, mengingat ibadah haji merupakan ibadah yang melibatkan aktivitas fisik yang berat.
Selain itu jemaah juga diminta untuk minum obat rutin tepat waktu.
“Sehingga diharapkan tidak muncul keluhan.” harapnya.
Jika jemaah mengalami keluhan, segera melaporkan kondisinya kepada tenaga kesehatan di kloter.
“Setiap jemaah yang kemudian merasakan adanya keluhan, sebaiknya langsung sampaikan kepada dokter kloternya untuk dievaluasi apakah ada masalah dengan kondisi kesehatannya” ucapnya.