Di sana, Hoegeng diterima menjadi pelayan dan tak digaji.
Sebagai ganti, pemilik resto memberikan makanan gratis tiap hari untuk pegawainya.
Hoegeng menikah dengan Merry Roeslani pada 31 Oktober 1946.
Saat 'bertugas' di restoran tempatnya menyamar, rupanya Merry juga berjualan sate untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tidak ada seorang pun yang tahu Hoegeng dan Merry adalah pasangan suami istri saat itu.
Hoegeng meninggal dunia pada 14 Juli 2004 karena menderita stroke.
Mereka dikaruniai tiga anak yaitu Reni Soerjanti, Aditya Soetanto, dan Sri Pamujining Rahayu.
Hoegeng juga meninggalkan empat cucu dan empat cicit.
2. Minta istri tutup toko bunga
Sebelum menjadi Kapolri, Hoegeng pernah menjadi Kepala Jawatan Imigrasi pada 1960.
Saat menjabat, Hoegeng meminta sang istri,menutup toko bunganya.
"Saat membuka toko bunga di garasi kami untuk menambah pemasukan, waktu dia menjabat kepala imigrasi minta menutup toko itu."
"Sudah 60 tahun saya bersama Mas Hoegeng, saya tahu sifatnya, mau ke mana arahnya," ujar Meri, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Cari Hoegeng Baru, Selenggarakan Hoegeng Award 2022
Rupanya Hoegeng khawatir orang-orang yang membeli bunga nantinya merupakan relasinya di Imigrasi dan ia tak mau itu terjadi.