News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanggapan Sri Mulyani soal Indonesia Berpotensi Resesi, Minta Tetap Waspada

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019) - Indonesia masuk ke daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi, Menkeu Sri Mulyani Indrawati beri tanggapan.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi tanggapan soal Indonesia yang berpotensi resesi. 

Adapun berdasarkan survei Bloomberg, terdapat 15 negara yang berpotensi resesi, termasuk Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan berdasarkan hasil survei tersebut indikator ekonomi Indonesia dikatakan jauh lebih baik dari negara lain yang turut masuk dalam daftar. 

Menurutnya, Indonesia memiliki kemungkinan yang kecil untuk bisa mengalami resesi saat ini. 

Meski demikian, Indonesia tidak boleh terlena oleh kondisi perekonomian yang dikatakannya lebih baik dari negara lain.

Ia meminta untuk tetap mewaspadai ancaman resesi di tengah ketidakpastian global saat ini. 

Baca juga: IMF: Gangguan Gas Alam Dapat Memicu Resesi di Eropa

"Itu menggambarkan bahwa dari indikator neraca pembayaran kita, APBN kita, ketahanan dari GDP kita, dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga serta monetery policy kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas yaitu di atas 70 persen." 

"Kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan."

"Risiko global mengenai inflasi dan resesi, atau stagflasi sangat rill dan akan menjadi salah satu topik pembahasan kita," ujar Sri Mulyani, Rabu (13/7/2022) dilansir Kompas.com

Ia menyebut kemungkinan risiko resesi Indonesia yang kecil juga lantaran adanya pembelajaran dari krisis ekonomi yang pernah terjadi di tanah air. 

Sejak terjadi krisis ekonomi tahun 2008-2009, kini sektor keuangan Indonesia menjadi jauh lebih hati-hati.

"Artinya belajar dari krisis global global sektor korporasi financial APBN moneter semuanya mencoba memperkuat diri sendiri pada saat hadapi risiko."

"Sekarang ini kita dalam situasi daya tahan masih lebih baik makanya kita disebutkan ratingnya lebih kecil," ucapnya. 

Baca juga: Amerika Serikat Sedang Masuki Resesi Ringan, Ini Tanda-tandanya

15 Negara Terancam Resesi versi Bloomberg

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini