News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Resesi Ekonomi

6 Dampak Resesi, Jumlah Pengangguran Meningkat dan Persaingan Kerja yang Ketat

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustrasi) Enam dampak resesi, jumlah pengangguran meningkat dan persaingan kerja yang ketat. Resesi adalah kelesuan ekonomi yang terjadi di suatu negara.

Ketika orang tua sulit mencari uang karena dampak resesi, kemungkinan anak akan mendapat sedikit asupan gizi untuk pencapaian pendidikan yang lebih maksimal.

3. Meningkatnya pengangguran

Ilustrasi karyawan dan persaingan kerja yang ketat (freepik)

Pengangguran merupakan dampak resesi yang paling terlihat.

Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan berkurangnya kesempatan ekonomi bagi individu dan keluarga.

Kehilangan pekerjaan, pengurangan pendapatan, dan peningkatan kemiskinan semuanya mengakibatkan kerugian bagi individu dan ekonomi yang lebih luas.

Sebuah penelitian menemukan, lulusan perguruan tinggi yang memasuki dunia kerja selama resesi akan menghasilkan lebih sedikit daripada mereka yang masuk di lingkungan non-resesi.

Selain jumlah pengangguran yang meningkat, resesi juga mengakibatkan jalur pendapatan dan jalur pekerjaan juga terpengaruh.

4. Persaingan kerja yang ketat 

Persaingan kerja yang ketat  (freepik)

Baca juga: Tanggapan Sri Mulyani soal Indonesia Berpotensi Resesi, Minta Tetap Waspada

Tingkat pengangguran dapat meningkat saat resesi.

Bahkan setelah 15 tahun, kehilangan upah masih tinggi akibat resesi.

Hal ini memicu persaingan yang ketat di dunia kerja.

Lulusan non-perguruan tinggi cenderung bernasib lebih buruk.

Sementara pengangguran dalam resesi terakhir telah meningkat untuk semua kelompok, mereka yang berpendidikan lebih rendah.

Mereka yang berpenghasilan lebih rendah menghadapi tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang lain.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini