News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Survei LSI Denny JA: Netizen Memegang Peran Kunci untuk Pemenangan Pilpres 2024

Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur CPA-LSI Denny JA, Ade Mulyana dalam diskusi virtual XYZ+ bertajuk Netizen Menentukan Pemenang Pilpres 2024, Sabtu (16/7/2022). Dalam diskusi ini, Ade menjelaskan bahwa netizen muncul sebagai kantong suara potensial terbaru yang bisa mempengaruhi Pilpres 2024.

Serta masyarakat pemilih muda, mereka ini tidak mengalami pada masa diktator berkuasa, sehingga mudah terpengaruh kampanye-kampanye di media sosial, meskipun itu hanya pencitraan.

"Ini memang jadi tantangan terbesar bagaimana nanti kita menghadapi Pilpres jika kita berkaca dari pengalaman Filipina yang baru saja memenangkan Marcos Jr," kata Ade Mulyana.

Survei terbaru LSI Denny JA itu juga mengungkapkan bahwa untuk kantong suara komunitas digital, poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) unggul.

"Kalau kita lihat sekarang ini, ada tiga poros kekuatan utama, yakni PDIP dengan satu partai saja, juga ada koalisi yang sudah solid yakni KIB dan juga ada koalisi yang diprakarsai Gerindra dan mungkin juga PKB sebagai poros ketiga," jelas Ade Mulyana.

Memang dari tiga poros tadi, untuk kantong suara netizen ini yang lebih unggul adalah KIB.

Kemungkin dilihat dari segmentasinya, pengguna media sosial rata-rata adalah mereka yang berasal dari perkotaan dan juga berpendapat tinggi.

"Untuk PDIP ini mereka unggul di kantong-kantong suara wong cilik, karena memang PDIP ini mengkampanyekan sebagai partai wong cilik. Untuk koalisi Gerindra PKB ini lebih unggul ke pemilih muslim. Jadi memang, dua koalisi ini yang belum unggul di segmen pemilih digital. Jadi mereka harus menargetkan segmen ini," kata Ade Mulyana.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa jika poros lain ingin menyalip KIB dan merebut suara di kantong pemilih digital.

Maka, mereka harus mengkampanyekan narasi-narasi yang sesuai dengan tipikal atau segmen masyarakat berpendidikan dan penghasilan tinggi.

"Begitu pun juga dengan KIB, jika ingin merebut suara dari kantong suara wong cilik, narasi-narasi harus disesuaikan dengan wong cilik. Demikian juga dengan kantong suara pemilih muslim," kata Ade Mulyana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini