“Kami ingin bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan interoperabilitas dan memodernisasi militer kami secara kolektif,” kata veteran Perang Irak tersebut.
Indonesia sendiri memiliki sederet kerja sama militer dengan AS. Tahun ini, Washington menyetujui penjualan armada jet tempur F-15ID senilai USD13,9 miliar ke Indonesia.
Selain itu, pada Desember 2021 lalu, saat mengunjungi Jakarta, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meneken kesepakatan untuk meningkatkan latihan gabungan angkatan laut AS dan Indonesia.
Di lain pihak, Milley juga menyinggung kans invasi China ke Taiwan serta kerja sama keamanan Beijing dengan Kepulauan Solomon, timur Papua Nugini.
Menurutnya, kerja sama dengan Solomon dapat berujung pembangunan pangkalan militer China di negara kepulauan tersebut.
AS dan Australia sendiri telah menegaskan bahwa pembuatan pangkalan seperti itu di Kepulauan Solomon tidak akan ditoleransi.
“Ini adalah area tempat China berupaya memperlebar jangkauan demi kepentingan mereka sendiri. Dan lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak akan melakukannya karena alasan yang baik,” kata Milley.
“Mereka berusaha memperluas pengaruh di sepanjang kawasan (Indo-Pasifik). Dan itu membawa konsekuensi potensial yang tidak menguntungkan bagi sekutu-sekutu dan mitra-mitra kami di kawasan ini,” pungkasnya.(*)
Baca juga berita terkait di sini