Bahkan, Frans Kaisiepo merupakan orang pertama yang mengibarkan Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya di Papua.
Pada Juli 1946, Frans menjadi utusan Nugini Belanda dan satu-satunya orang asli Papua dalam Konferensi Malino di Sulawesi Selatan.
Saat inilah Frans Kaisiepo berani mengusulkan kata IRIAN.
Pada Maret 1948, Frans Kaisiepo terlibat dalam pemberontakan di Biak dan berani memprotes pemerintahan Belanda.
Pada Tahun 1949, ia menolah saat ditunjuk sebagai pemimpin delegasi Nugini Belanda dalam Konferensi Meja Bundar Belanda-Indonesia.
Penolakan tersebut didasari atas pemikirannya untuk melawan Belanda yang berusaha mendiktenya.
Sayangnya, Belanda memenjarakan Frans Kaisiepo dari tahun 1954 hingga 1961.
Mendirikan Partai Politik Irian.
Dikutip dari kompas.com, Frans Kaisiepo mendirikan partai politik Irian.
Di masa awal karir politiknya, Frans Kaisiepo masih memperjuangkan untuk menggabungkan wilayah Nugini menjadi wilayah Indonesia.
Pada Desember 1961, Presiden Soekarno membentuk Tiga Komando Rakyat (Trikora).
Frans Kaisiepo pun ikut andil dalam membantu dan melindungi prajurit Indonesia.
Pembentukan Trikora tersebut memunculkan Perjanjian New York pada 15 Agustus 1963.
Isi dari perjanjian tersebut adalah Belanda harus menyerahkan wilayah kekuasaannya di Papua kepada Indonesia.
(Tribunnews.com/Tartila Safira)