Buku tersebut didedikasikannya kepada masyarakat dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang penerbitannya bersamaan dengan pencanangan Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah Free Trade Zone oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian buku RESMOB “To Serve and To Protect People” (2012). Dalam buku ini Herry Heryawan menyajikan berbagai keberhasilan yang diraih jajaran Subdit Tahbang (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus-kasus kejahatan jalanan (street crime).
Beberapa operasi pemberantasan terorisme yang pernah diikuti adalah:
-Penyidikan kasus pengeboman Hotel JW Marriot pada tahun 2009, Pada operasi ini berhasil ditangkap pelaku utama pengeboman di Jati Asih (Agustus 2009) dan Kelompok Ibrahim (Agustus 2009).
-Terlibat dalam penangkapan gembong teroris yang paling dicari yaitu Noordin M. Top di Solo (Agustus 2009)
-Terlibat dalam pengungkapan aktivitas pelatihan terorisme di Aceh pada tahun 2010
-Terlibat dalam penangkapan pemimpinan Jamaah Islamiyah Indonesia Abu Bakar Ba’asyir di Banjar Jawa Barat Agustus 2010.
-Terlibat dalam penyergapan kelompok Kodrat (Mujahidin Indonesia) yang melakukan Pencurian dengan kekerasan toko emas di Bekasi tahun 2013.
-Terlibat dalam penyergapan kelompok Abu Roban (Mujahidin Indonesia Bagian Barat), di Kendal 2013.
-Terlibat dalam penumpasan aksi teroris yang dilakukan secara terpadu, dimulai dari:
-Penyelidikan kasus bom di Vihara Ekayana Jakarta Barat.
-Terlibat dalam pengungkapan kasus Pencurian dengan kekerasan Bank BRI di Panongan Tangerang.
-Terlibat dalam penangkapan aktor utama terkait peristiwa di atas yaitu Kelompok Nurul Haq diikuti dengan penembakan di lokasi kejadian di Ciputat, pada 31 Desember2013.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Sosok Brigjen Herry Heryawan Dirsidik Densus 88 Antiteror Polri, Dikenal Keras Lawan Premanisme