News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Ancam Tempuh Jalur Hukum, Kuasa Hukum Bharada E Ingatkan Pihak yang Kerap Bicara Seenaknya

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kuasa Hukum Bharada E, Ronny Talapessy dalam program Kompas TV, Senin (19/8/2022).

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy buka suara soal adanya beberapa pihak yang ikut berkomentar soal dugaan-dugaan yang ada di kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Dugaan itu juga salah satunya dilayangkan oleh mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.

Atas kondisi tersebut, Ronny meminta kepada pihak yang tak punya hak atau kuasa dalam kasus ini untuk tidak berkomentar.

"Jadi perlu saya sampaikan tolong para pihak yang tidak punya legal standing atau tidak punya kuasa untuk tidak bicara sembarangan, jangan bicara seenaknya," kata Ronny saat ditemui awak media di Bareskrim Polri, Kamis (1/9/2022) dini hari.

Dirinya menyatakan, komentar-komentar para pihak yang tidak bertanggungjawab itu kata dia, hanya merugikan Bharada E.

Kata dia, sudah seharusnya segala proses hukum yang melibatkan kliennya berjalan semestinya. Termasuk untuk pembuktian di persidangan.

"Penerapan hukumnya seperti apa, tentunya kita lihat nanti di pengadilan, peristiwa hukumnya, iya kami mengakui bahwa melakukan penembakan tapi kita memperjuangkan bagaimana penerapan hukum ini karena dia juga pun sebagai pihak yang paling kecil tidak punya pilihan dan di bawah perintah," ucap dia.

Atas hal itu, dirinya melayangkan ultimatum kepada siapapun yang masih berkomentar soal kasus yang menjerat kliennya.

Kata dia, pihaknya tak segan untuk menempuh jalur hukum jika memang hal tersebut terus terjadi.

"Ini kan akan merugikan klien saya nantikan di pengadilan kan seperti contoh menyampaikan hal-hal, isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ya, kita imbau kalau seandainya masih seperti itu kita kasih upaya hukum keras," tukas dia.

Diberitakan sebelumnya, eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengaku mendapatkan informasi kasus pembunuhan Brigadir J.

Baca juga: Bharada E Pernah Ceritakan Dugaan Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf

Menurutnya, ada hubungan terlarang yang terjadi antara istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuwat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangga.

Kecurigaan Bharada E itu diungkapkannya kepada Deolipa Yumara, saat Deolipa masih menjadi kuasa hukum Bharada E.

Kecurigaan Bharada E adanya hubungan Putri Candrawathi dan Kuwat buka tanpa dasar.

"Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuwat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa di tayangan TV One, Senin (29/8/2022) malam.

Baca juga: Ayah Brigadir J Tunggu Keputusan Penyidik Tahan Putri Candrawathi

Jadi kata Deolipa, dugaan kuat motif pembunuhan terhadap Brigadir J adalah karena Kuwat dan Putri ingin menyembunyikan hubungan terlarang mereka selama ini, yang diketahui Brigadir J saat di Magelang.

"Jangan sampai nantinya, motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu bohong kalau itu.

Yang ada adalah saat di Magelang itu., Kuwat dan Putri lagi making love, lalu ketahuan Yosua.

Makanya Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.

Analisa ini diperkuat fakta, dimana saat dipergoki Brigadir J, Putri Candrawathi langsung menelepon Bharada E dan Bripka Ricky yang sedang mengantar makanan ke anaknya di sekolah Taruna Nusantara sementara Kuwat menelepon Ferdy Sambo.

Kuwat dan Putri,  kata Deolipa kompak melakukan itu untuk membuat skenario agar Ferdy Sambo marah dan memberikan 'pelajaran' ke Brigadir J.

"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR lewat Bharada E, sementara Kuwat menelpon ke Sambo.

Tujuannya menyamakan persepsi mereka di sana, begini begini begini, agar hubungan Kuwat dan Putri gak tercium Sambo. Jadi seolah-olah Yosua pelaku pelecehannya. Jadi Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.

Menurut Deolipa, adanya dugaan hubungan asmara antara Kuwat dan Putri terjadi, karena Kuwat sudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.

"Kuwat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuwat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.

Deolipa menjelaskan dengan adanya pengaduan Kuwat ke Sambo yang menyatakan bahwa Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.

Baca juga: SOSOK Kuat Maruf Tersangka yang Terlihat di Kamar Putri Candrawathi Saat Rekon Kejadian di Magelang

"Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuwat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.

Apalagi kata Deolipa, selama ini Kuwat iri kepada Brigadir J karena lebih dipercaya oleh Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengawal mereka.

"Sementara Kuwat yang merasa orang lama di sana, ingin berkuasa dan lebih dipercaya dari Yosua," kata Deolipa.

Terkait rekonstruksi yang akan digelar di rumah Ferdy Sambo dan menghadirkan 5 tersangka, Deolipa meyakini tidak akan mengungkap motif.

"Yang direkonstruksi di sana, adalah terjadinya penembakan seperti yang ada di BAP dan melihat kesesuaiannya antara keterangan 5 tersangka.

Tapi tidak akan mengungkap motif," kata Deolipa.

Deolipa Yumara ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2022). (Wartakotalive.com/ Arie Puji Waluyo)

Menurutnya dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J ini, motif tidak terlalu penting.

Yang terpenting adalah pembuktian adanya pembunuhan berencana yang dilakukan ke lima tersangka. 

"Motif tidak terlalu penting, tapi bisa ada untuk menguatkan. Asal saja, jangan sampai motifnya karena pelecehan Brigadir J ke Putri. Karena itu sangat tidak mungkin," kata Deolipa.

Justru kata Deolipa, berdasar keterangan dan analisa Bharada E, motif yang sangat mungkin adalah karena Kuwat dan Putri melakukan perbuatan asusila yang dipergoki Brigadir J.

"Karena ketahuan Joshua, pada akhirnya Yosua yang jadi korban," katanya.

Baca juga: IPW Sebut Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Brigadir J Akan Membuka Fakta Nyata Jelang Persidangan

Terkait laporan Kuwat bahwa ia melihat Brigadir J membopong Putri Candrawathi, justru menurut Deolipa yang terjadi sesungguhnya adalah Kuwat membopong Putri dan dipergoki Brigadir J.

"Yang terjadi sebenarnya itu justru sebaliknya. Kuwat membopong Putri, tapi diketahui Brigadir J," katanya.

"Karena tak ingin Brigadir J atau Yosua membocorkan ke Sambo, maka difitnahlah Yosua ini oleh Putri dan Kuwat," papar Deolipa. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini