TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu sulit memahami perasaan Putri Candrawathi sebagai korban pelecehan yang dilakukan Brigadir J.
Ia tak habis pikir bagaimana bisa seorang korban pelecehan seksual masih mau berada satu rumah dengan pelaku.
Baca juga: Kak Seto Tegaskan Tak Kenal Putri Candrawathi, Sebut Sosok Ini yang Dibelanya
Bahkan Putri masih menanyakan keberadaan Brigadir J kepada pelaku lainnya, yakni RR.
Hal itu terlihat saat rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J beberapa waktu lalu yang dihadiri oleh lima tersangka, yakni Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir RR, Kuat Maruf, tak terkecuali Putri sendiri.
"Kalau dalam konteks kekerasan seksual bisa tinggal sama pelaku itu sulit dipahami, karena korban kan stres trauma depresi, kok masih bisa tinggal serumah?" ucap Edwin.
Edwin menuturkan, dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri tidak masuk akal.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua?" ujarnya.
"Jadi korban bertanya-tanya kepada tersangka lain untuk menghadap dirinya ke kamar, itu suatu hal yang unik," lanjutnya.
Padahal, korban kekerasan seksual seharusnya mengalami trauma luar biasa, sementara PC justru masih bisa bertemu dengan Brigadir J.
Selain itu, Putri juga tidak mengusir Brigadir J setelah mengalami dugaan kekerasan seksual.
Maka Edwin Partogi menilai, tidak masuk akal jika Brigadir J diduga melecehkan Putri Candrawathi.
Baca juga: Pakai Lie Detector, Polisi Cecar Putri Candrawathi Soal Ucapannya yang Buat Ferdy Sambo Kalap
Menurut dia, dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, tergambar bahwa setelah peristiwa yang disebut pelecehan itu, Putri memanggil Brigadir J.
"Ketika rekonstruksi masih tergambar bahwa pasca-peristiwa kekerasan seksual di Magelang, PC masih bertanya kepada RR di mana Yoshua? dan Yoshua masih menghadap PC di kamar. Jadi korban bertanya kepada pelaku dan pelaku menghadap korban di kamar, itu suatu hal yang unik," kata Edwin, Senin (5/9/2022).
"Korban kekerasan seksual kan mengalami trauma luar biasa, ini (Putri) masih nyari terduga pelaku, dan masih bisa ketemu terduga pelaku di kamarnya. Jadi ya sulitlah untuk dipahami," ujar dia.
Edwin juga mempertanyakan sikap Putri yang tak melaporkan dugaan kekerasan seksual ke polisi setelah peristiwa terjadi.
Padahal, bila kasus tersebut segera dilaporkan, polisi bisa mendapatkan bukti saintifik berupa hasil visum atau cairan sperma yang mungkin tertinggal dari kekerasan seksual yang terjadi.
"Ibu PC kan istri jenderal, kalau telepon polisi, polisinya datang. Kalau polisi (sudah datang) kan bisa dilakukan visum segera," kata dia.
"Kalau sekarang kan enggak ada yang bisa dibuktikan dari klaim. Dari klaim dugaan kekerasan seksual di Magelang saat ini tidak memiliki bukti yang saintifik".
Ia juga merasa heran apabila benar terjadi pelecehan pada Putri Candrawathi yang dilakukan Brigadir J.
Sebab, Brigadir J adalah satu-satunya ajudan yang sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga.
Buktinya, hanya Brigadir J yang memiliki kamar di kediaman pribadi Ferdy Sambo di Saguling, Jakarta Selatan.
"Brigadir J punya kamar sendiri di Saguling, hanya dia yang punya di Saguling, (ajudan yang lain) enggak," kata Edwin.
Keluarga Brigadir J ungkit kisah Nabi Yusuf yang difitnah istri Potifar
Keluarga masih tak percaya apabila Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
Bibi Brigadir J, Roslin Simanjuntak, menyebut ada kemungkinan Putri Candrawathilah yang mengejar-ngejar Brigadir J. Namun ditolak.
"Jangan-jangan Ibu PC ini yang menginginkan anak kami, tapi anak kami tidak mau," jelas Roslin, Jumat (2/9/2022).
Akhirnya saking malunya, kata dia istri Ferdy Sambo ini menangis, dia berteriak dan membalikkan lalu membuat fitnah.
Roslin mengutip kisah Nabi Yusuf dan istri Potifar di dalam Alkitab di Kitab Kejadian Pasal 39.
Berikut kutipan Alkitab Kejadian pasal 39.
Yusuf telah dibawa ke Mesir oleh orang-orang Ismael itu, dan dijual kepada Potifar, seorang perwira raja yang menjabat kepala pengawal istana.
Tuhan menolong Yusuf sehingga ia selalu berhasil dalam semua pekerjaannya. Ia tinggal di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Tuannya melihat bahwa Tuhan menolong Yusuf dan karena itu Yusuf berhasil baik dalam segala yang dikerjakannya.
Potifar senang kepada Yusuf dan mengangkatnya menjadi pelayan pribadinya; lalu ditugaskannya Yusuf mengurus rumah tangganya dan segala miliknya.
Sejak saat itu, demi Yusuf, Tuhan memberkati rumah tangga orang Mesir itu dan segala apa yang dimilikinya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
Baca juga: Tak Ada Ruang Rahasia di Rumah Ferdy Sambo, Polri: Video Viral Wanita yang Mengaku ART Itu Hoaks
Segala sesuatu yang dimiliki Potifar dipercayakannya kepada Yusuf. Dengan demikian Potifar sama sekali tidak mau tahu tentang urusan rumahnya, kecuali hal makanannya.
Yusuf gagah dan tampan.
Selang beberapa waktu, istri Potifar mulai berahi kepada Yusuf, lalu pemuda itu diajaknya tidur bersama.
Yusuf tidak mau dan berkata kepadanya, “Maaf, Nyonya, tuan Potifar telah mempercayakan segala miliknya kepada saya.
Ia tidak perlu memikirkan apa-apa lagi di rumah ini.
Di sini kuasa saya sama besar dengan kuasanya.
Tidak ada satu pun yang tidak dipercayakannya kepada saya kecuali Nyonya.
Bagaimana mungkin saya melakukan perbuatan sejahat itu dan berdosa terhadap Allah?”
Meskipun istri Potifar membujuk Yusuf setiap hari, pemuda itu tetap tidak mau tidur bersamanya.
Pada suatu hari ketika Yusuf masuk ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, tidak ada seorang pun di situ.
Istri Potifar menarik Yusuf pada jubahnya dan berkata, “Mari kita tidur bersama.”
Yusuf meronta dan dapat lepas, lalu lari ke luar, tetapi jubahnya tertinggal di tangan wanita itu.
Ketika istri Potifar melihat bahwa Yusuf telah lari dan jubahnya tertinggal, ia memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, “Coba lihat! Orang Ibrani yang dibawa suami saya ke rumah ini, menghina kita. Dia masuk ke dalam kamar saya dan mau memperkosa saya, tetapi saya berteriak keras-keras.
Waktu mendengar teriakan saya, ia lari ke luar dan jubahnya tertinggal.”
Lalu istri Potifar menyimpan jubah itu sampai suaminya pulang.
Sekembalinya suaminya, ia segera menuturkan cerita itu kepadanya, katanya, “Orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu, masuk ke dalam kamar untuk menghina saya.
Tetapi ketika saya berteriak, ia lari ke luar dan jubahnya tertinggal.”
Potifar menjadi sangat marah.
Dan ia memerintahkan supaya Yusuf segera ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung.
Tetapi Tuhan menolong Yusuf dan terus mengasihinya, sehingga kepala penjara suka kepadanya.
Polri bicara soal Kemungkinan Selingkuh
Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto menyatakan bahwa isu terjadi perselingkuhan antara istri Sambo, Putri Candrawathi dengan sopirnya Kuwat Ma'ruf kemungkinannya kecil.
Hal itu karena Maruf telah dua tahun pulang ke kampungnya akibat Pandemi Covid-19, ia baru seminggu kembali bergabung ke tempat kerjanya tersebut.
"Kalau isu dengan Kuat kok jauh ya, karena Kuat baru seminggu masuk setelah hampir dua tahun karena pendemi Covid-19 (yang bersangkutan kena covid). Hal ini terkonfirmasi saksi-saksi lainnya," ungkapnya.
Sedangkan terkait isu adanya pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo oleh Brigadir J, dikatakan Kabareskrim, masih belum terbukti.
Agus Andrianto menerangkan pihaknya bisa langsung melakukan proses penyelidikan soal isu dugaan pelecehan seksual itu jika Putri Candrawathi atau Ferdy Sambo langsung melakukan laporan polisi.
Padahal, jika dilaporkan penyidik bisa langsung melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP dan mengumpulkan barang buktinya.
"Sayangnya mereka tidak melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian (Polres). Sehingga ada olah TKP dan pengambilan bukti-bukti terkait kejadian tersebut," kata Agus kepada wartawan, Senin (5/9/2022) malam.
Karena minimnya bukti, Agus menyebut hanya Putri Candrawathi, Brigadir J dan Tuhan yang mengetahui kebenaran isu pelecehan seksual itu.
"Saya pernah ungkapkan yang tau hanya Allah, PC dan almarhum J yang tahu pastinya" ucapnya.
"Kebenaran hakiki hanya milik Allah SWT. Kebenaran duniawi tentunya didasari atas keterangan saksi-saksi dan bukti," sambungnya.
Agus melanjutkan, berdasar hasil penyidikan serta keyakninan dan naluri penyidik, masalah kehormatan masih menjadi pokok permasalahan tersebut.
Meski begitu, Agus tidak merinci masalah kehormatan tersebut apakah terkait pelecehan seksual atau yang lain.
"Naluri kami sebagai penyidik seniorlah (sudah mau pensiun) apa yang terjadi ya menyangkut kehormatan sebagaimana disampaikan oleh Dirtipidum beberapa waktu yang lalu," jelasnya.
(Tribun-Medan.com/TribunManado.com)