Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana mengungkapkan bahwa reformasi birokrasi di institusi Polri sulit terlaksana.
Ada sejumlah hal yang menjadi penghalang.
Chryshnanda menuturkan salah satu penghalang adalah banyak anggota Polri yang mencoba mereformasi birokrasi justru dimusuhi dan dibully oleh internalnya.
"Reformasi birokrasi pasti diamini namun setelah itu yang akan mereformasi pasti dibully dan dimusuhi. Karena saya sebagai polisi kita ingin mengatakan jujur dibilang penghianat, di luar sama saja. Tentu saja lebih sulit," kata Chryshnanda dalam diskusi di Auditorium CSIS, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Baca juga: Menpan RB Azwar Anas: ke Depan, Reformasi Birokrasi Serba DigitalĀ
Menurut Chryshnanda, reformasi birokrasi seringkali dihianati dan dijadikan sebatas pelengkap administrasi.
Sebaliknya, reformasi birokrasi kerap dijadikan topeng agar dipuji padahal kenyataanya bohong.
"Reformasi birokrasi tak ubahnya menyembuhkan orang yang kencanduan dan mabuk KKN," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Chryshnanda, reformasi birokrasi perlu adanya nyali, ide, kekuasaan, massa pendukung hingga waktu yang tepat.
Termasuk, membangun infrastruktur dan sistem yang dapat meminimalisir peluang penyimpangan.
"Reformasi birokrasi perlu pemimpin bernyali singa untuk mengaumkan kebijakan-kebijakan reformisnya," pungkasnya.