Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks pengacara Bharada Richard Eliezer alias Bharada E, Deolipa Yumara bakal menggugat Komnas HAM hingga Komnas Perempuan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta Timur, Selasa (4/10/2022) besok.
Gugatan itu dilayangkan karena kedua lembaga tersebut pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditengarai soal pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Besok saya akan menggugat Komnas HAM dan Komnas Perempuan dalam gugatan perdata berupa gugatan perbuatan melawan hukum di PTUN," kata Deolipa kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Febri Diansyah akan Objektif Jadi Pengacara Istri Ferdy Sambo, Deolipa Yumara: Pegang Kata-katanya
Deolipa menjelaskan dasar gugatan yang akan dilayangkan besok karena Komnas HAM dan Komnas Perempuan tidak memiliki wewenang mengeluarkan pernyataan soal temuan itu.
"Mereka menyampaikan dalam dugaannya Yoshua melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi. Ini harus digugat karena bukan porsi mereka menyampaikan ini. Ini adalah porsinya pengacara atau penegak hukum lain, yaitu kepolisan dalam hal ini Bareskrim karena mereka bukan lembaga pro justisia," jelasnya.
"Nggak usah ngatur-ngatur atau memperkeruh suasana seloah-olah ini menjadi suatu petunjuk, ini yan berbahaya," sambungnya.
Lebih lanjut, Deolipa menyebut temuan kedua lembaga itu nantinya akan dipakai oleh pengacara Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo untuk menjadi bukti pembelaan.
"Kenapa saya sampaikan ini karena kemarin saya dapat kabar saat Febri ( Diansyah) menjadi pengacara Putri, mereka sempat mengatakan akan memakai dokumennya Komnas HAM dan Perempuan sebagai bagian dari pada barang bukti atau petunjuk di persidangan. Nah ini saya nggak mau," jelasnya.
Sebelum melayangkan gugatan, Deolipa mengklaim sudah memberikan tenggat waktu untuk lembaga tersebut memberikan klarifikasi.
Namun hingga kini, Deolipa menyebut belum ada respon dari keduanya hingga pada Minggu (2/10/2022).
"Kenapa saya mendaftarkan, karena beberapa minggu kemarin saya sudah mengajukan surat permintaan klarifikasi atau penarikan pernyataan dari Komnas HAM dan Perempuan, ternyata mereka tidak merespon. Jadi ya sudah besok kami gugat di PTUN," tutur Deolipa.
Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komnas Perempuan satu suara soal adanya dugaan pelecehan seksual pada Putri Candarawathi oleh Brigadir J.
Bahkan, dalam keterangan terbarunya, Komnas Perempuan menyebut bentuk pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah, adalah rudapaksa.
Dugaan pelecehan seksual pada Putri Candrawathi ini kembali mencuat usai rekonstruksi kasus tewasnya Brigadir J selesai digelar pada Selasa (30/8/2022).
Diketahui isu pelecehan seksual terhadap istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrwathi, kembali mencuat setelah sebelumnya laporan tersebut dihentikan Polri karena tak ditemukan unsur pidana.
Komnas HAM bahkan meminta polisi untuk menindaklanjuti temuan mereka tersebut soal dugaan pelecehan seksual.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menyarankan polisi mendatangkan ahli-ahli tertentu untuk mendalami kebenaran dan keterangan para saksi dan tersangka dalam kasus Brigadir J.
Bahkan jika diperlukan, menurut Ahmad Taufan Damanik, Polri bisa menggunakan lie detector atau alat tes uji kebohongan.
"Kalau perlu pakai lie detector segala macam. Justru rekomendasi kami itu (menelusuri isu pelecehan seks) ingin mencari kebenaran sesungguhnya," kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, Jumat (2/9/2022), dikutip dari Kompas.com.