"Saya ceritakan sedikit bulan Oktober 1945 ada informasi Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang dipimpin sekutu Inggris akan datang ke Indonesia dengan tujuan mencari orang-orang Belanda yang ada ditahanan Jepang," ulas Said.
Ketika itu, Presiden Soekarno - Wakil Presiden Moh Hatta dan Jenderal Besar TNI Soedirman rapat berunding menyikapi kabar NICA.
"Hasil rundingan tersebut yakni intifadah (perlawanan) oleh rakyat, Bung Karno lalu menunjuk KH Hasyim Asy'ari dari Tebuireng yang bisa menggerakkan rakyat hingga seluruh ulama dari Indonesia berkumpul," kata Said.
Keputusan dari para alim ulama adalah membela negara hukumnya wajib fardhu ain sama seperti salat.
"Terjadilah peperangan antara santri bersama tentara Indonesia yang tidak imbang dengan NICA, tetapi Indonesia menang. Mobil Brigjen Aubertin Mallaby bersama ajudannya meledak karena dipasangkan bom oleh santri bernama Harun dari Tebuireng Jombang," paparnya.
Said menekankan karena itulah santri sangat berperan besar dalam sejarah mempertahankan keutuhan NKRI dari kolonialisme.
Dukung Santri Digital
Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto mengatakan pemerintah memfasilitasi santri Indonesia untuk turut serta dalam transformasi digital.
Untuk itu, Kominfo mengadakan pelatihan cyber security yang ditujukan kepada santri pesantren se-Indonesia.
"Kita menargetkan ada 100 ribu peserta pelatihan di tingkat bawah di antaranya hari ini yang kita sebut tematik akademi di bidang cyber security," ucap Hary.
Dia berharap melalui pelatihan ini para santri dapat mengasah keterampilan menjadi digital entrepreneurship .
"Pelatihan ini bertahap di tingkat menengah nanti akan mendapat sertifikasi, kemudian di tingkat advance mendidik para peserta pelatihan ini menjadi hacker bukan untuk menyerang tetapi untuk mengamankan perangkat yang memiliki kelemahan," tukasnya.
Hary sangat mendukung kalangan santri lebih memahami literasi sehingga semakin banyak talenta digital di negeri Indonesia.
"Kalau kita bisa tingkatkan khususnya di pondok pesantren ini akan membawa satu kekuatan yang besar baik untuk pertahanan di dunia cyber maupun kesejahteraan ekonomi," pungkasnya.