Sehingga, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI segera terpilih.
"Pleno diselesaikan siang nanti, kalau molor sore nanti. Hari ini selesai," ujar Gibran pada Selasa.
Adapun kericuhan terjadi sekira pukul 21.30 WIB pada Selasa yang disebabkan perbedaan pendapat soal siapa yang ditunjuk sebagai pimpinan sidang.
Baca juga: Baru Sehari Berlangsung, Munas HIPMI XVII di Solo Diwarnai Baku Hantam, Pembukaan Dihadiri Jokowi
Insiden ini membuat senior HIPMI seperti Bahlil hingga pendiri HIPMI, Abdul Latief harus turun tangan bersama dengan tiga calon ketua umum.
Ketiga calon tersebut yaitu Wakil Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari, Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Anggawira, dan Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Bagas Adhadirgha.
Kesepakatan pemimpin sidang pleno pun akhirnya disepakati pada pukul 22.15 WIB yaitu dari unsur Badan Pengurus Daerah (BPD) dan Steering Commitee (SC).
Rangkaian acara pun lalu dilanjutkan dengan pembacaan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BPP HIPMI periode 2019-2022.
Bahlil Kecewa, Sebut HIPMI bukan Organisasi Kepemudaan
Adu jotos antar anggota HIPMI pun membuat Bahlil yang merupakan senior merasa kecewa.
"Saya jujur mengatakan senior-senior di Jakarta sedih, menangis, emosi, rasa sayang, campur aduk atas kejadian dinamika terjadi dalam proses munas," ujarnya saat di ruang Munas HIPMI pada Selasa.
Ia pun menganggap insiden yang terjadi adalah hal memalukan terlebih sebelumnya Muktamar Muhammadiyah dapat digelar hingga selesai dan berakhir hasil baik.
Bahlil pun menegaskan HIPMI bukanlah seperti organisasi kepemudaan.
Baca juga: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia: Memalukan, HIPMI Bukan OKP
HIPMI, katanya, adalah organisasi yang memiliki martabat, etika, dan moralitas yang tinggi dibandingkan perilaku organisasi lain.
"Jadi saya mohon kepada adik-adik, saya ini mantan aktivis, saya pernah jadi ketua senat, saya pernah di KNPI dan berproses di HMI," ujarnya.