Bharada E Tak Tolak Perintah Ferdy Sambo
Dalam persidangan itu, Bharada E mengungkapkan alasannya mengapa tak berani menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.
Awalnya Eliezer mengaku merasa berdosa dan bersalah atas penembakan yang ia lakukan hingga menyebabkan Brigadir J meninggal dunia.
Eliezer merasa bersalah karena telah mengikuti perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J dan tidak berani menolaknya.
"Saya merasa berdosa , saya merasa bersalah. Karena saya mengikuti apa yang diperintahkan beliau (Ferdy Sambo). Saya tidak berani menolaknya," kata Eliezer dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (30/11/2022).
Kepada majelis hakim Eliezer mengungkapkan, ia takut karena pada saat itu Ferdy Sambo adalah petinggi Polri yang menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
Sementara dirinya hanyalah seorang Bharada yang memiliki pangkat terendah di Institusi Polri.
"Izin Yang Mulia, ini Jenderal Bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam, Yang Mulia, dan posisi saya saat itu dan sampai saat ini saya masih aktif, saya Bharada, pangkat terendah, Tamtama," ungkap Eliezer.
Lebih lanjut Eliezer menuturkan, dari pangkat Ferdy Sambo dan pangkatnya, sudah jelas terlihat seberapa jauh rentang pangkat antara dirinya dan atasannya itu.
Bahkan Eliezer menyebut rentang pangkatnya dengan Ferdy Sambo yang merupakan jenderal bintang dua itu bagaikan langit dan bumi.
"Dari kepangkatan itu bisa kita lihat rentang kepangkatan itu seperti langit dan bumi. Jangankan Jenderal yang perintahkan, sesama Bharada, sesama Tamtama yang beda satu pangkat sama saya, apa yang dia mau, suruh."
"Saya disuruh jungkir ya saya jungkir. Misalnya suruh push up atau apa, pasti saya lakukan. Apalagi ini seorang jenderal," terangnya.
Eliezer menambahkan, alasan lainnya tak bisa menolak perintah menembak Brigadir J karena merasa takut pada Ferdy Sambo.
Karena menurutnya jika ia menolak untuk menembak Brigadir J, maka ia yang nantinya akan bernasib seperti Brigadir J.