"Kami tertarik dengan seni bela diri Pencak karena unik. Kami ikut mengembangkan jenis olahraga ini karena kami melihat ada nuansa spiritual dan budayanya," ujarnya.
Olga juga menyampaikan bahwa mereka telah menyelenggarakan kejuaraan Pencak Silat untuk nasional Republik Kazakhstan dan ambil bagian di kejuaraan Asia, serta kejuaraan dunia.
Kami tidak hanya meraih medali perunggu tetapi juga medali perak.
Olga berharap kedepan ada gedung khusus untuk menyimpan catatan sejarah tentang Pencak Silat.
"Semoga Pojok Pencak Silat yang kental dengan budaya Indonesia bisa ditambah isinya. Harapan kami di masa depan, tidak hanya ada corner, melainkan museum megah tempat sejarah Pencak Silat itu dikumpulkan," katanya.
Sri Wahyuni yang merupakan Kepala Biro Perencanaan dan organisasi Kemenpora RI menyampaikan bahwa Pencak Silat Corner ini merupakan yang pertama di dunia.
"Ini pertama di dunia. Selama ini belum ada perwakilan yang membuat corner khusus Pencak Silat," katanya.
Sri juga menyampaikan apresiasi atas upaya KBRI Astana untuk terus mempromosikan Pencak Silat di seluruh Asia Tengah, terutama Kazakhstan dan Tajikistan.
Titih Hayati yang merupakan wasit Pencak Silat dari IPSI memaparkan bahwa sempat kaget ketika mengetahui jumlah pendekar Pencak SIlat di Kazakhstan sudah mencapai 4000 orang dan ada 14 wilayah (region) di Kazakhstan.
"Saya kaget melihat perkembangan Pencak Silat Kazakhstan yang begitu cepat. Kazakhstan bisa menjadi pusat pembelajaran Pencak Silat di Asia Tengah," kata dia.
Titih juga menyampaikan bahwa ini semua bisa terjadi karena adanya kekuatan pemimpin di KBRI Astana.
"Kalau roket selalu ada pendorongnya, maka kita ketahui bersama bahwa roketnya di sini adalah Bapak Dubes Fadjroel Rachman," ucapnya.