News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Profil Reni Kusumowardhani, Ahli Psikologi Forensik yang Sebut Keterangan Putri Candrawathi Kredibel

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani saat menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Rabu (21/12/2022) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Sebelum menjadi pakar, Reni mengawali pendidikan tingginya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 1988.

Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan masternya dengan menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Hasil Pemeriksaan Psikologi Forensik Ferdy Sambo dan Putri, Ahli: Ferdy Sambo Kurang Percaya Diri

Kemudian, dia pun memutuskan untuk membuka praktek psikologi dan bertahan hingga saat ini.

Selama kariernya sebagai psikolog, Reni juga telah mendirikan Konsultan Psikologi dan Pusat Kajian Perilaku.

Reni juga pernah melakukan layanan dan program psikologi di Lembaga Permasyarakatan (LP) Nusakambangan pada tahun 1998.

Namun saat ini, Reni hanya datang sesuai permintaan lantara dianggapnya sudah banyak psikolog khusus yang melayani lembaga permasyarakatan.

Dalam kariernya, ia pun juga pernah diminta oleh kepolisian untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan tujuh anggota keluarga pada tahun 1994.

Terlibat dalam Penyelidikan Kasus 1 Keluarga Tewas di Kalideres

Reni juga terlibat dalam penyelidikan kasus satu keluarga tewas di Kalideres yang terjadi pada 10 November 2022 lalu.

Dirinya berperan dalam pengungkapan terkait isu penyebab kematian satu keluarga tewas tersebut.

Pada saat itu, santer beredar bahwa penyebab kematian satu keluarga itu lantaran menganut aliran apokaliptik.

Baca juga: Jaksa Minta Sidang Ferdy Sambo Ditunda Hingga Januari tapi Ditolak Majelis Hakim

Menepis isu tersebut, Reni pun menjelaskan bahwa penyebab kematian empat anggota keluarga itu dalam keadaan wajar.

"Sehingga keempat-empatnya memang cara kematiannya atau manner of death-nya baik (korban) Bapak Rudy, Ibu Renny, Bapak Budi dan Ibu Dian mengarah pada cara yang natural, tidak mengarah pada cara kematian yang lain," ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022) seperti yang ditayangkan di YouTube Kompas TV.

"Berdasarkan autopsi psikologi yang kami lakukan, dapat ditepis dugaan dan spekulasi terkait perilaku dan paham apokaliptik, atau mungkin itu karena sekte, atau mungkin karena adanya voluntaril stopping eating and drinking," imbuh Reni.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini