TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi berhasil mengidentifikasi jasad wanita korban mutilasi yang ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Bekasi, Jawa Barat.
Terungkap, korban mutilasi tersebut adalah Angela Hindriati (54) yang sehari-hari bekerja di perusahaan supermarket besar di Jakarta.
Angela diduga dibunuh oleh M. Ecky Listiantho (34) teman dekatnya sendiri pada 2021 lalu.
"Pembunuhan diduga terjadi pada bulan November 2021," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (6/1).
Selama itu, Hengki mengatakan jasad tersebut hanya didiamkan di rumah kontrakan yang disewa oleh tersangka di kawasan Bekasi tersebut.
"Selama kurun waktu kurang lebih satu tahun satu bulan, jenazah disimpan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang juga sering digunakan tersangka apabila tidak berada di rumahnya," ucapnya.
Hengki menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) dan Psikiatri Forensik guna melakukan penyelidikan.
"Tim penyidik Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya tetap menganalisa terkait motif dan lain sebagainya, termasuk latar belakang tersangka yang melakukan tindak kejahatan yang cukup keji ini," ucapnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan, kata Hengki, Ecky selama ini kerap menempati kontrakan tersebut jika sedang tidak tidur di rumahnya bersama keluarga.
Dia membenarkan bahwa dari hasil identifikasi, identitas jasad perempuan yang dimutilasi Ecky terkonfirmasi atas nama Angela berdasarkan pencocokan DNA.
Baca juga: Dalami Motif Pelaku Mutilasi di Bekasi, Polisi Gandeng Asosiasi Psikologi Forensik
Tim kedokteran RS Bhayangkara dan Laboratorium Forensik Polri mencocokkan DNA jasad korban mutilasi itu dengan jenazah anak dari Angela, yakni Anna Laksita Leialoha.
Ekshumasi atau pembongkaran makam Anna di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, berlangsung pada Kamis (5/1) sekitar pukul 14.24 WIB.
"Hasil kolaborasi antara kedokteran forensik RS Bhayangkara Sukanto dan Laboratorium Forensik Polri, mengindikasikan bahwa korban adalah terkonfirmasi atas nama Angela Hindriati, 54 tahun," ungkap Hengki.
Baca juga: Fakta Kasus Mutilasi Angela Hindriati di Bekasi, Terungkap Sandiwara Hingga Alasan Pelaku
Angela sudah tidak diketahui keberadaannya dan dilaporkan hilang oleh keluarga pada pertengahan 2019.
Angela, kata Turyono sang kakak, telah menghilang sejak Mei 2019 lalu dan tak pernah mengabari keluarga sampai akhirnya dikabarkan menjadi korban mutilasi.
Jauh sebelumnya, Turyono menyatakan bahwa adiknya hilang kontak dengan pihak keluarga dan rekan kerjanya pada Senin (24/6) di Bandung, Jawa Barat.
Kala itu, posisi terakhir Angela berada di Hotel Grand Cordella, Kota Bandung, untuk melaksanakan tugas dari kantornya. Angela Hindriati bekerja di perusahaan Superindo di Jakarta.
"Informasi yang kami terima dari rekan kerjanya, bahwa Angela ditugaskan ke Bandung hanya seorang diri," ujar Turyono, sang kakak.
"Tanggal 21 Juni 2019 adik saya masih ke Superindo Ciputat, kemudian keesokan harinya tugas ke Superindo Pondok Kelapa dan lanjut ke Cibinong. Pada 23 Juni 2019 berangkat ke Bandung untuk tugas, check out dari hotel pada Senin 24 Juni sekira pukul 10.00 WIB," kata Turyono Wahadi.
Pada Senin 24 Juni 2019, sekitar pukul 12.00 WIB, Turyono mengatakan bahwa Angela masih berkomunikasi (chat) di grup Whatsapp kantornya.
Turyono mengatakan dia sempat menemui Ecky dalam pencarian Angela. Pertemuan itu berlangsung di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, tak lama setelah Angela menghilang.
"Ketemu cuma sekali di Stasiun Gambir dengan dia dalam rangka cari informasi cari keberadaan adik saya. Itu bulan Juni 2019, setelah hilang," kata Turyono.
Turyono menemui Ecky setelah mendapatkan informasi dari teman Angela yang saat itu sama-sama bekerja di salah satu supermarket.
Temannya menyebutkan bahwa Angela sedang dekat dengan Ecky. Turyono mengatakan, tidak ada pembicaraan lain saat bertemu dengan Ecky selain mencari Angela.
Saat itu, Ecky juga mengaku bahwa dia juga sedang mencari Angela.
"Ingin menanyakan keberadaan adik saya, tapi dia tidak mengakui. Katanya dia juga cari keberadaan adik saya dan tidak menemui juga. Jadi intinya dari situ tidak ada petunjuk sama sekali," kata Turyono.
Turyono mengaku bahwa saat itu dia tidak melihat gelagat mencurigakan pada Ecky.
"Halus banget, dia kayak semacam sandiwara, pro (profesional). Tidak sangka kalau dia (Ecky) bakal kayak gitu. Sopan, halus, berpendidikan, tapi ternyata, tidak sangka," kata Turyono.
Anak Angela Diduga Bunuh Diri
Sebelum Angela Hindriati meninggal karena dimutilasi oleh Ecky yang diduga adalah teman spesialnya, anak Angela berinisial AL, 15 tahun, yang berstatus pelajar, sudah lebih dulu meningga pada 2018.
AL disebut meninggal karena bunuh diri dengan melompat dari lantai 33 apartemen di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Bahkan, kematian AL sempat menjadi pemberitaan sejumlah media.
Dikutip dari WartaKotalive.com, gadis remaja itu ditemukan tewas mengenaskan di taman kompleks apartemen pada 20 Mei 2018 malam.
Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan saat itu, Kompol Purwanta, mengatakan kejadian bermula ketika ibu AL, Angela Hindriati tidak melihat sang anak di dalam kamar 33A.
Saat itu, Angela Hindriati baru pulang salat tarawih dan melihat pintu menuju balkon terbuka.
"Ibu korban kemudian melaporkan ke pos keamanan perihal anaknya yang hilang tersebut," kata Kompol Purwanta, Senin (21/5/2018).
Seorang petugas keamanan, Vomi Hendri, mengatakan setelah menerima laporan dari keluarga korban, dia mengecek seluruh rekaman CCTV.
Namun, Vomi Hendri tidak melihat keberadaan AL dan mereka melakukan penyisiran.
"Setelah para saksi menyisir sekitaran Tower I, sekitar jam 23.30 WIB mereka menemukan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi telentang di taman belakang Tower I," ujar Purwanta.
Melihat kejadian tersebut, para saksi langsung melaporkan ke Polsek Metro Setiabudi. Polisi kemudian mendatangi lokasi dan mendapati AL mengalami luka serius.
Kedua tangan dan kaki patah, sedangkan bagian tubuh lainnya juga terluka.
"Setelah melakukan olah TKP, pada jam 01.35 WIB jenazah korban dibawa ke RSCM untuk dilakukan visum et revertum," ucap Kompol Purwanta.
Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Dugaan sementara, gadis remaja itu mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 33 apartemen.
Kapolsek Setiabudi saat itu, AKBP Irwa Zaini Adib, mengatakan korban diduga depresi lantaran tidak bisa menguasai pelajaran Bahasa Mandarin.
"Informasi sementara keluhan ke ibunya karena tidak kuasai pelajaran yang tadi pagi ujian Bahasa Mandarin, tapi kami akan dalami lagi," ujarnya.
Terbaru setelah kematian Angela Hindriati, polisi disebut akan menyelidiki kembali kematian AL.
"Katanya begitu (bunuh diri), tapi polisi masih mau selidiki lagi," ujar Turyono Wahadi, kakak Angela Hindriati sekaligus paman AL, Jumat (6/1/2023).
Makam AL juga sempat dibongkar oleh polisi untuk pengambilan sampel DNA Angela terkait kasus mutilasi pada Kamis (5/1/2023) sekitar 14.24 WIB.
Jenazah Angela Hindriati akan dimakamkan satu liang lahad dengan mendiang sang anak, AL.
Dikutip dari Kompas.com, Turyono Wahadi mengatakan, jasad adiknya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Kandang, Jakarta Selatan.
"(Rencananya dimakamkan) ke TPU Kampung Kandang, itu dijadikan satu dengan anaknya," ujar Turyono.
Ia mengatakan, keputusan untuk menyatukan kedua jenazah Angela dan anaknya itu sudah bulat setelah berdiskusi dengan keluarga besarnya.(Tribun Network/abd/wly)