Salah satu pendukung Jokowi, Muhammad Guntur Romli mengatakan pernyataan Cak Nun bisa dimaknai dari dua sisi yakni bisa bentuk gurauan, bisa juga bentuk penghinaan.
Apabila dimaknai sebagai gurauan, kata Guntur Romli, Cak Nun bisa diejek balik.
"Kalau Pak Jokowi disebut Firauan, terus Cak Nun siapa? Merasa Nabi Musa? Gak cocok, karena Nabi Musa itu gagah perkasa, Cak Nun kan loyo orangnya hahaha, atau, Cak Nun itu seperti Musa Samiri, yang membuat berhala seperti halnya sekarang pengikut-pengikut Cak Nun "memberhalakan" Cak Nun," kata Guntur Romli saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Di Acara Sinau Bareng Cak Nun, Puan Diminta Jaga Indonesia
Apabila pernyataan Cak Nun itu sebagai penghinaan, lanjut Guntur Romli, maka hal itu merupakan bentuk kesombingan Cak Nun karena memvonis orang lain seperti Firaun.
Dikatakan Guntur Romli, Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun karena Jokowi seorang muslim dan pernah masuk ke Kakbah.
"Karena dalam konteks ucapan Cak Nun, itu Firaun yang jahat, Firaunnya Nabi Musa. Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan, yang menindas rakyatnya."
"Pak Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun. Karena Jokowi itu muslim, pernah masuk Ka'bah dan Rakyat Indonesia mayoritas puas dan senang dengan kepemimpinan Jokowi," katanya.
Disinggung lebih lanjut apakah ada rencana melapor ke polisi terkait video Cak Nun itu, Guntur Romli mengatakan tidak sependapat apabila ada yang berencana lapor ke polisi.
"Gak usa pakai polisi-polisian. Lebay itu yang mau lapor. Ini komentar di publik, kalau gak setuju ya komentar balik di publik," ujarnya.
(Tribunnews.com/Daryono)