"Wes ono sing menang saiki (sudah ada yang menang sekarang), karena Indonesia dikuasai Firaun yang namanya Jokowi."
"Oleh Qorun yang namanya Antoni Salim, 10 naga, gak 9 saiki 10 rek. Terus Haman yang namanya Luhut."
"Negara kita dicekel cek oleh Firaun, Haman, dan Qorun."
"Sudah dipegang mereka semua, dari uangnya sampai sistemnya, semua perangkatnya sudah dipegang mereka semua," papar Cak Nun.
Baca juga: Di Acara Sinau Bareng Cak Nun, Puan Diminta Jaga Indonesia
Tanggapan Guntur Romli
Seorang pendukung Jokowi, Muhammad Guntur Romli, menyebut pernyataan Cak Nun bisa dimaknai dari dua sisi yakni bentuk gurauan dan penghinaan.
Apabila dimaknai sebagai gurauan, kata Guntur Romli, Cak Nun bisa diejek balik.
"Kalau Pak Jokowi disebut Firaun, terus Cak Nun siapa? Merasa Nabi Musa?"
"Gak cocok, karena Nabi Musa itu gagah perkasa, Cak Nun kan loyo orangnya hahaha, atau, Cak Nun itu seperti Musa Samiri, yang membuat berhala seperti halnya sekarang pengikut-pengikut Cak Nun 'memberhalakan' Cak Nun," ujar Guntur Romli saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa.
Apabila pernyataan Cak Nun itu sebagai penghinaan, lanjut Guntur Romli, maka hal itu merupakan bentuk kesombongan Cak Nun karena memvonis orang lain seperti Firaun.
"Karena dalam konteks ucapan Cak Nun, itu Firaun yang jahat, Firaunnya Nabi Musa."
"Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan, yang menindas rakyatnya."
"Pak Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun."
"Karena Jokowi itu Muslim, pernah masuk Kakbah dan rakyat Indonesia mayoritas puas dan senang dengan kepemimpinan Jokowi," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Daryono) (TribunJateng.com/Like Adelia)